Situs Tondowongso, Jejak Kejayaan Kerajaan Kadiri

Komentar

Struktur cagar budaya dan benda cagar budaya yang terletak pada kedalaman 4 -5 meter dari tanah permukaan.

SITUS Tondowongso berada di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah. Situs ini berada di area persawahan dan merupakan situs warisan “era Kadiri” yang masih dapat dijumpai pada saat ini.

Penemuan awal situs ini terjadi pada tahun 2006 dan hingga tahun 2015 ini masih terus diteliti untuk mengungkap arsitektur dan sejarah yang menaunginya. 

Situs ini berkait erat dengan eksistensi Kerajaan Kadiri dalam panggung sejarah Indonesia yang mencapai puncak keemasan pada periode 1042-1222 Masehi. Karya-karya sastra pujangga masa Kadiri menjadi bukti bahwa kasusasteraan sudah berkembang pesat. 

Kronik/berita asing juga ditemui (terutama kronik Cina) sehingga cukup melengkapi keberadaan Kerajaan Kadiri di masa lampau. Namun data-data ini sebelumnya tidak didukung dengan data cagar budaya monumental yang dapat ditemui hingga tahun 1957 dan 2007.

Prof.R.Soekmono mencoba membuka tabir sejarah tentang karya monumental masa-masa tersebut. Pada pertengahan tahun 1957, ditemukan arca dan struktur cagar budaya pada kedalaman +5 meter di bawah permukaan tanah di Desa Adan-adan. Cagar budaya ini belakangan disebut “Candi Adan-Adan”. Kemudian, ditemukan juga  di Desa Tiru Lor yang kemudian disebut Candi Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. 

Situs Tondowongso

Penemuan cagar budaya ini kemudian ditindaklanjuti  oleh Prof. R. Soekmono dengan kegiatan ekskavasi penyelamatan pada bulan Oktober sampai dengan Nopember 1957.

Pada akhir tahun 2006, di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah atau tepatnya +200 meter sebelah utara lokasi ekskavasi yang dilakukan pada tahun 1957, ditemukan kembali cagar budaya berupa; struktur cagar budaya dan benda cagar budaya pada kedalaman 4 -5 meter dari permukaan tanah. Inilah yang disebut Situs Tondowongso.

Penemuan ini ditindaklanjuti dengan eskavasi penyelamatan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP-3) Jawa Timur (sekarang, Balai Pelestarian Cagar Budaya/BPCB) yang berlangsung pada tanggal 5 sampai dengan 14 Maret 2007. (*)

Naskah dan foto: Jakala Disbudpar Kabupaten Kediri

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar