Lakon Wayang ‘Gemati Marang Bumi’, Aksi Dalang Cilik Kediri Kampanye Lingkungan

Komentar

Aksi dalang cilik Ki Madjid Panjalu dalam Festival Wayang Ramadhani di Sekolah Alam Ramadhani, Mojoroto, Kota Kediri yang bertutur tentang kerusakan lingkungan.

WAJAH Madjid Panjalu bercelonteng merah, dengan riasan hitam pada sekitar mata, putih di dahi serta bermahkotakan rambut panjang. Wajah anak kelas 3 SD Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto, Kediri ini mewujudkan diri dalam karakter wayang. “Jadi Rahwana,” kata Madjid, sembari tersenyum tipis.

Beriringan dengan puluhan teman-teman sebayanya, Madjid menenteng wayang Rahwana, sebagaimana karakter wayang yang dibawakannya. Dia juga mengikuti iring-iringan karnaval wayang yang digelar Sabtu, 11 November 2023 pagi. 

Setelah mengikuti karnaval, Ki Madjid Panjalu tampil sebagai dalang dalam pagelaran wayang di pendopo Sekolah Alam Ramadhani, Mojoroto, Kediri. Dalang berusia 9 tahun ini masih tampak berdandan sebagai Rahwana, ketika membawakan lakon ‘Gemati Marang Bumi’. 

Lakon ini mengisahkan tentang kondisi bumi  yang rusak. Banyak pabrik mencemari yang lingkungan. Pohon-pohon ditebangi. 

Salah satu yang merusak lingkungan ini adalah Rahwana yang membawa pasukan untuk menebangi pohon-pohon. Dua anak, Bagong dan Bogang menghalau Rahwana, namun bisa dikalahkan. Beruntung ada Hanoman yang akhirnya bisa mengalahkan Rahwana.

“Pesannya, supaya masyarakat menjaga lingkungan dari kerusakan,” ujar Madjid. 

Madjid mempersiapkan pertunjukan ‘Gemati Marang Bumi’ selama sepekan. Dia memahami lakon. Melatih dialog dan drama. Lantas, mencocokkan gerakan wayang dengan gamelan. 

Madjid merupakan wujud dari anak-anak yang peduli pada budaya Jawa. Dia terbiasa berlatih mendalang, setidaknya 5 kali dalam sepekan. Uniknya, dalam mendalang, dia suka saat perang. “Karena ada salto-saltonya. Menggerakkannya (salto-salto) itu sulit. Makanya, latihan terus,” ujarnya.

Semarak Festival Wayang Ramadhani 

Ragam kegiatan digelar dalam Festival Wayang Ramadhani di Sekolah Alam Ramadhani Jl Supit Urang, Mojoroto, Kota Kediri, Sabtu (11/11/2023). 

Sebelum tampilan Ki Madjid Panjalu, ada karnaval wayang dan pertunjukan wayang kupu-kupu oleh anak-anak berkebutuhan. 

Karnaval wayang diikuti puluhan anak-anak. Mereka mengenakan pakaian tradisional. Masing-masing membawa wayang. Dari wayang kulit dengan tokoh-tokoh pewayangan kuno, juga wayang dari hewan hingga superhero yang terbuat dari kertas. 

“Wayang-wayang yang dibawa anak-anak, ada yang koleksi dari kami (Sekolah Alam Ramadhani), selain juga anak-anak ada yang punya, mereka bawa koleksi mereka,” kata UIya, kepala Sekolah Alam Ramadhani.

Iring-iringan karnaval dimulai dari Sekolah Alam Ramadhani Jl Supit Urang, kirab mengitari areal Mojoroto selatan dan kembali ke tempat semula. 

Karnaval wayang ini, lanjut Ulya, dimaksudkan untuk mengenalkan wayang lebih jauh sejak usia dini. Harapannya, anak-anak menyukai wayang. “Dengan demikian, budaya wayang ini bisa dilestarikan, tidak sampai punah,” katanya.  

Kegiatan berlanjut dengan pagelaran wayang kupu-kupu yang menampilkan anak-anak berkebutuhan khusus menampilkan kisah kupu-kupu dan bunga. 

Ada satu yang membacakan cerita, sementara anak-anak lain memerankan berbagai warna kupu-kupu yang berinteraksi dengan bunga, dibantu sejumlah guru yang bertopengkan bunga. 

Menurut Ulya, pertunjukan itu membekali anak-anak berkebutuhan khusus untuk berekspresi dan percaya diri. Sehingga, mereka bisa diapresiasi dan diterima oleh masyarakat dalam posisi yang setara. 

“Menggambarkan tentang anak-anak berkebutuhan khusus yang bagaimanapun bentuknya dari Allah, harus kita terima apa adanya, apapun warnanya kita bisa kolaborasi bersama. Bagaimana kita bisa hidup harmonis dan bahagia,” ujarnya. 

Festival Wayang Ramadhani digelar oleh Sekolah Alam Ramadhani berkolaborasi bersama: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, LPM Dedikasi IAIN Kediri, MATAN Kediri Raya, Metara News, Sanggar Gumilang SMPN 8 Kota Kediri dan Sanggar Wasesa. 

Selain acara tersebut di atas, acara yang berlangsung pada Sabtu (11/11/2023) dari sore sampai malam hari antara lain; Workshop Mendalang, Pentas Wayang Kulit, lakon: Wahyu Cakraningrat, dalang: Ki Grendy dari Sanggar Gumilang SMP N 8 Kota Kediri, Pentas Wayang Kulit-Wongtuwane Ramadhani, Pidato Kebudayaan oleh Ki Catur Nugroho, S.Sn., M.Sn (Dosen ISI Solo) dan Pentas Wayang Kulit, lakon: Wong Agung Jayadimurti, dalang: Ki Doni Santoso dari Sanggar Wasesa. 

Ulya mengutarakan keinginannya untuk menumbuhkan kecintaan akan budaya Jawa sejak usia dini. Karena itu, Sekolah Alam Ramadhani menginisiasi kegiatan-kegiatan berbasis budaya.

“Kebudayaan Jawa mulai terkikis oleh budaya modern, karena itu kita coba untuk kembali mengenalkan budaya Jawa sejak usia dini melalui Festival Wayang Ramadhani,” ujarnya (danu sukendro)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar