Biang Sampah Sachet di Kali Bringin Pare, Pecinta Alam Desak Produsen Bertanggung Jawab

Komentar

Pecinta alam melakukan clean up sachet di Kali Bringin, Pare, karena terdapat tumpukan sampah setinggi 2,5 meter yang terdiri dari berbagai jenis sampah.

kediriapik.com – ECOTON bersama Forum Kali Brantas, Sispala SMADAPALA SMAN 2 Pare, Sispala KALDERA SMAN 1 Pare, dan Sispala GPA SMK CB Pare menggelar acara Clean Up Sachet dan Brand Audit Sachet di Kali Bringin, Kabupaten Kediri.

Kali Bringin dipilih karena terdapat tumpukan sampah setinggi 2,5 meter yang terdiri dari berbagai jenis sampah, mulai dari organik, anorganik, sampah B3, sampah kertas, hingga sampah residu. Tumpukan sampah ini diperparah dengan adanya sampah perabotan rumah tangga, rambut manusia, dan bahkan paku.

Brand Audit Sachet bertujuan untuk mengidentifikasi sampah-sampah sachet berdasarkan merek yang dihasilkan oleh suatu produsen. Metode pengumpulan data sampah plastik sachet ini dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban produsen (Extended Producer Responsibility).

Pada acara tersebut, berhasil terangkut 19,23 kg sampah sachet. Hasil brand audit sachet dengan 5 Top Polluters adalah sebagai berikut:

  1. Wings (297 pcs)
  2. Indofood (128 pcs)
  3. Unilever (75 pcs)
  4. Java Prima Abadi (72 pcs)
  5. Forisa Nusa Persada (70 pcs)

Hasil brand audit ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi makanan atau minuman instan yang dikemas dalam plastik sekali pakai, atau biasa disebut sachet. Padahal, sachet tidak sehat bagi tubuh dan dapat mencemari lingkungan.

“Bantaran Kali Bringin ini seharusnya menjadi Ruang Terbuka Hijau, bukan tempat sampah. Sampah sachet sudah sangat jelas mencemari sungai, padahal sungai merupakan salah satu sumber air untuk kegiatan kita sehari-hari,” ujar Azello Diarra Azzura, Koordinator Brand Audit Sachet dari Sispala Kaldera SMAN 1 Pare.

Azello berharap, pemerintah Kabupaten Kediri segera mengeluarkan Peraturan Bupati tentang Pembatasan Plastik Sekali Pakai. Selain itu, produsen juga wajib bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan yang tidak bisa terurai oleh alam.

Chandra Iman Asrori, Koordinator Forum Kali Brantas, menyatakan bahwa hasil brand audit sachet ini akan diadvokasi ke produsen. Dia berharap, produsen segera mendesain ulang wadah bebas sachet, mengembangkan sistem reuse (guna ulang), dan memasifkan distribusi dengan sistem refill (isi ulang).

“Harapannya, Indonesia terbebas dari polusi plastik dan era plastik berakhir,” ujar Chandra.  (*)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar