Terbang ke Malaysia, Dalang Cilik Madjid Tampil dalam Festival Kampung Janda Baik

Komentar

Dalang cilik asal Kediri Ki Madjid Panjalu mendapat undangan untuk tampil di Festival Kampung Janda Baik Malaysia. Berduet dengan dalang cilik Malaysia, Madjid akan unjuk kebolehan di negeri jiran.

kediriapik.com –  Dewi Masitoh dan Lu’luul Fauziah

“SENANG banget. Bisa merasakan ke luar negeri,” jawab Ki Madjid Panjalu, sembari tersenyum lebar. Dengan polos, bocah sembilan tahun ini mengungkapkan kegembiraannya bisa tampil mendalang dalam Festival Kampung Janda Baik di Malaysia pada Sabtu, 18 November 2023 malam. 

Dalam festival tersebut, Madjid akan berkolaborasi dengan dalang cilik Pyu. Dia akan membawakan lakon “Gemati Marang Bumi.” Kisah yang mengkampanyekan pelestarian lingkungan. 

Ada waktu sehari untuk melakukan latihan bersama, pada Jumat 17 November 2023. Dalang cilik Pyu sudah diberi naskah Gemari Marang Bumi. Namun, mereka perlu menyesuaikan diri ketika berduet di panggung. Di sisi yang lain, Madjid perlu menyesuaikan iringan gamelan melayu. Selama ini, Madjid terbiasa diiringi gamelan Jawa.

Di balik wajahnya yang kalem, Madjid menyimpan nyali yang besar. Dia tak gentar meski tampil di negeri orang. “Biasa, tidak takut,” ujarnya. Madjid memang sering tampil di berbagai acara. Hal tersebut membuatnya terbiasa tampil di depan banyak orang.

Madjid bersama kedua orang tuanya dan tim penulis. (foto: istimewa)

Bagaimana bisa diundang ke Malaysia? Sunarno, ayahanda Madjid mengisahkan, jika informasi tentang Madjid diperoleh panitia Festival Kampung Janda Baik dari Zhariff Afandi, petualang spiritual asal Malaysia. Zhariff pernah datang ke Ramadhani, beberapa bulan silam. 

Disodori tema ‘Climate Change’, Sunarno akhirnya berburu ide. Dia menemukan komik sains ‘Pengetahuan Dasar Climate Change – Perubahan Iklim’. Selain mengembangkan ide dari komik, Sunarno juga meminta Madjid  membaca komik itu. “Supaya Madjid bisa menambah pemahaman dan memberikan ide terkait cerita yang akan dibawakan,” kata Sunarno. 

Cerita dalam buku itu akhirnya diimplementasikan dalam naskah yang dibuat oleh Sunarno. Judulnya; ‘Gemati Marang Bumi’. Tokoh-tokoh dalam komik diwujudkan dalam bentuk wayang Rahwana, Hanoman, Bagong, Bogang, dua pasukan Buto dan wayang hewan.

Hampir tiap malam Madjid berlatih. Utamanya, setelah Maghrib. Madjid tak harus hafal dialog. “Kata-kata dalam cerita yang dibawakan tidak harus sama dengan naskah yang telah saya buat. Yang penting tidak mengubah makna cerita. Madjid juga sering improve,” tambahnya.

Ki Madjid Panjalu dalam pagelaran wayang dengan lakon ‘Gemati Marang Bumi’. (foto: dokumentasi Sekolah Alam Ramadhani)

Sebelum tampil di Malaysia, Madjid menampilkan ‘Gemati Marang Bumi’ pada Festival Wayang Ramadhani pada Sabtu (11/11/2023). “Itu juga bentuk latihan Madjid sebelum tampil di Malaysia,” ungkap Sunarno. 

Lakon ‘Gemati Marang Bumi’ mengisahkan tentang kondisi bumi  yang rusak. Banyak pabrik mencemari lingkungan. Pohon-pohon ditebangi. 

Salah satu yang merusak lingkungan ini adalah Rahwana yang membawa pasukan untuk menebangi pohon-pohon. Dua anak, Bagong dan Bogang menghalau Rahwana, namun bisa dikalahkan. Beruntung ada Hanoman yang akhirnya bisa mengalahkan Rahwana. (*)

Editor : Danu S

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar