Memutus Mata Rantai Covid-19 dari Tingkat RT

Komentar

FPRB Jatim menggagas sistem kelompok masyarakat berbasis RT untuk mencegah penyebaran Covid-19.

DIHARAPKAN segera berlalu, pandemi Covid-19 justu tak menunjukkan gejala bakal mereda. Bahkan, trend-nya terus merangkak naik.

Di Jawa Timur, pada tanggal 7 Januari 2021 ini, jumlah kasus mencapai 88.642, pasien sembuh 76.245, sedangkan angka kematiannya mencapai 6.173 orang. Cukup tinggi.
(sumber: infocovid19.jatimprov.go.id)

Sekjen FPRB Jatim SUDARMANTO

Sekjen FPRB Jatim SUDARMANTO

Melihat trend yang terus meningkat, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur mengingatkan kesiapsiagaan Covid dimulai dari RT.

“Harus ada upaya membangun kemandirian masyarakat dalam pencegahan Covid-19. Dengan sistem kelompok masyarakat berbasis RT,” ungkap Sekjen FPRB Jatim Sudarmanto.

Menurut pria yang akrab disapa Mbah Darmo ini, masyarakat harus sigap, jika wabah masuk ke wilayah mereka. Informasi yang tepat, lanjut dia, bisa membantu memutus rantai penularan dan mencegah koban jiwa lebih banyak. Infomasi yang tepat bisa membantu penaganan yang lebih cepat dan tepat.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam sistem kelompok masyarakat berbasis RT. Diantaranya dengan membentuk sistem komunikasi warga dan peraturan yang disepakati bersama.

“Sistem komunikasi ini bisa melalui WhatsApp, SMS atau sistem komunikasi lainnya. Sehingga, ada sarana untuk komunikasi cepat, kalau ada insiden apapun di wilayahnya,” tutur Mbah Darmo.

Karena itu, menurut Mbah Darmo, perlu pengorganisasian yang dilakukan oleh RT. Pembentukan bidang-bidang, diantaranya bidang Komunikasi, Kesehatan, Tanggap Darurat, Logistik dan Keamanan.

“Karenanya, RT perlu membentuk Satgas dan penanggungjawab dan mengeluarkan peraturan untuk keselamatan warga serta memastikan komunikasi dilakukan kepada seluruh warga,” katanya.

Tugas RT, lainnya, sambung Mbah Darmo, memastikan status ODP, PDP terkait personal yang terkonfirmasi, agar yang bersangkutan tidak malu. “Hal ini untuk mencegah stigma sosial,” ujar Mbah Darmo.

Ide ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Sebab, sistem yang terbentuk dari kelompok masyarakat kecil dan mengakar dari bawah ini bisa menjadi opsi untuk menanggulangi Covid-19 dari grass root

Patut diacungi jempol jika inisiatif justru muncul dari bawah, ketika di level desa ataupun RT memiliki kreatifitas untuk membentuk sistem di lingkungannya masing-masing. Berdasarkan kesadaran, Covid-19 hanya bisa ditanggulangi dengan semangat gotong royong yang sudah menjadi jiwa dan jati diri Bangsa Indonesia. (ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar