Konten TikTok yang Menjadi ‘Obat Mujarab’ Covid-19 bagi Geriel

Komentar

Berjuang melawan Covid-19 bukan perkara mudah. Tapi, Geriel Farah punya cara tersendiri.

SELASA (6/7/2021), Geriel Farah merasakan gejala panas tinggi. Badannya ngilu. Hal paling mengkhawatirkan, dia mengalami anosmia atau hilang rasa. Perasaannya mulai berkecamuk. Jangan-jangan… 

Ya.. Benar saja, hasil rapid test antigen dan polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan positif Covid-19. Mentalnya down. Kondisi kesehatannya justru merosot. 

Geriel tak habis pikir. Padahal, dia ekstra hati-hati. Tuntutan kerja sebagai karyawan swasta mengharuskannya bertemu banyak orang setiap hari. Nah, di tengah gelombang kedua Covid-19 ini, Geriel menjalankan protokol kesehatan ketat. Wanita yang juga gemar menulis buku ini tak lepas dari vitamin.

Tapi, Geriel tak mau larut dalam penyesalan. Wanita yang tinggal di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri ini langsung mengambil tindakan. Membatasi diri. Jaga jarak dengan ibunya yang tinggal serumah. Mengisolasi diri di kamar. 

Hari itu, Geriel langsung istirahat dari semua aktivitas media sosial. Kecuali TikTok. “Tentu nggak semua konten yaa, di TikTok kita bisa filter preference yang kita sukai. Jadi nggak muncul berita sedih-sedih,” kata Geriel.

Bukannya tanpa alasan. Bagi Geriel, media sosial punya pengaruh buruk untuk imunitasnya. Dia menghindari berita-berita sedih yang berpengaruh ke psikisnya. “Jadi mending dihindari saja, karena kesedihan bisa pengaruh buruk ke imun,” imbuh salah satu penulis dalam buku ‘Syak Merah Jambu’ itu.

“Aku kan overthinking ya. Sampai chat beberapa orang siapa tahu aku punya hutang lupa belum bayar aku mau bayar. Aku kepikiran mati pokoknya,” kenang Geriel.

Geriel punya keyakinan, mengelola pikiran adalah jalan cepat untuk sembuh dari Covid-19. Tentu selain pengelolaan pikiran, penting untuk tetap mengkonsumsi vitamin dan makanan yang sehat. Juga olahraga rutin, di bawah sinar matahari pagi.

Di TikTok, Geriel punya akun andalan. Adalah konten receh ala Widhy.pati yang membuatnya sangat-sangat terhibur di tengah kesendiriannya menjalani isolasi mandiri. 

Salah satunya saat pria pria pelontos itu berbicara soal jadi agen NASA. Dengan gaya bicaranya yang ngawur, Widhy.pati mampu menetralisir pikiran-pikiran kalut yang dirasakan Geriel. Terlebih saat mendengar suara ambulans yang lalu lalang. Bisa jadi, konten tersebut adalah ‘obat mujarab’ untuk penyakit berbahaya ini.

Beruntung bagi Geriel, punya lingkungan yang suportif. Tak ada stigma negatif yang diterimanya. Sebagai penderita pertama di kampung Geriel di Gurah, tetangga cukup memiliki pikiran yang terbuka. Teman-teman Geriel rutin mengirimkan semangat. Suami yang berada jauh di Cilegon juga intens berkomunikasi. 

Geriel sembuh. Tanggal 18 Juli 2021 hasil swab antigen menyatakan dia negatif Covid-19. Juga hasil PCR yang keluar pada tanggal 22 Juli 2021.

 Covid-19 mengajarkan Geriel soal makna berbagi. Menurutnya, hal tersebut membuat hatinya merasa jauh lebih tenang. Di tengah menjalani isoman, ia mengirimkan makanan ke kerabat atau teman dekat yang sama-sama sedag berjuang menghadapi penyakit itu melalui online. “Lewat itu menenangkan. Kalau toh aku positif Covid-19 dan nanti mati, sebelumnya I’ve made other people happy (aku bisa membuat orang lain bahagia-Red),” tutup Geriel.

Penggunaan aplikasi TikTok ini untuk menjaga psikis orang yang sedang terpapar Covid-19 memang bersifat relatif. Banyak orang yang mungkin memiliki metodologi berbeda. Intinya adalah menjaga optimisme dan kebahagiaan orang yang terpapar Covid-19.

Berbagai penelitian menyebutkan, pentingnya aspek psikologi menjadi hal penting dalam penyembuhan Covid-19, di samping layanan medis.

Melansir penelitian Wahyudin Darmalaksana dan Titi Rata Garnasih dari UIN Sunan Gunung Jati Bandung, equilibrium psikologis mencakup tiga komponen utama yaitu pasien sendiri, perawat, dan keluarga.

Setiap komponen equilibrium berperan besar dalam penguatan psikologis, telebih bila tiga komponen ini dihimpun sedemikian rupa maka telah menghasilkan spirit yang teramat besar.

Pada gilirannya berdampak pada percepatan pemulihan dan kesembuhan pasien Covid. Penelitian ini diharapkan memiliki implikasi manfaat bagi praktik pendekatan psikologi dalam penyembuhan Covid.

Penelitian ini merekomendasikan pendekatan psikologis untuk diterapkan secara sentral dalam pengendalian kondisi darurat Covid. (yanuar deddy/ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar