TAMAN Bacaan Mahanani menggelar Pameran Lukisan Sketsa Gus Dur di Pendhapa Sekolah Alam Ramadhani di Jalan Supit Urang Utara, Mojoroto, Kota Kediri, pada 29 Desember 2020 – 3 Januari 2021. Even ini untuk memperingati haul ke-11 sosok guru bangsa cucu pendiri Nahdlatul Ulama’ tersebut.
Sketsa Gus Dur yang dipamerkan ini karya Budiyono Kampret, perupa dari Ngawi. Sekitar 60 sketsa Presiden ke empat RI ini tersebar di Sekolah Alam Ramadhani.
Ragam sketsa dari berbagai ukuran. Berbagai sketsa ini semburat di berbagai titik. Bukan tertata rapi pada kayu sketsel yang berderet selayaknya pameran lukisan. Namun, di tembok, di ranting-ranting pohon yang ditanam di pot, anyaman bambu hingga di pagar besi. Uniknya, kesan acak ini justru menjadi nilai estetika tersendiri. Ragam tulisan pitutur luhur yang sarat filosofi di bawah lukisan meninggalkan kesan mendalam.
Sunarno, salah seorang panitia berharap banyak hikmah yang bisa diambil dari pameran sketsa ini. Terdapat berbagai pitutur yang bisa diserap. “Kami berharap di masa pandemi, dengan ngalap barokah Kiai Abdurrahman Wahid kembali menengok dan ngaji pitutur kebudayaan luhur,” ujar pria yang juga staf pengajar IAIN Kediri ini.
Selain Pameran Lukisan Sketsa Gus Dur, juga digelar Ngobrol Pitutur (Sketsa) Gus Dur serta special perform monolog “Pitutur Semar” oleh Ki Russyidiq Wachid Haisna.
Taman Bacaan Mahanani yang diiniasi oleh Naim Ali ini delapan tahun silam sempat dikenal oleh masyarakat Kediri. Taman bacaan yang memiliki kekhasan dengan becak perpustakaan keliling ini sempat ditayangkan di berbagai media televisi nasional.
Setelah vakum, Taman Bacaan Mahanani kembali dihidupkan akhir tahun 2020. Ada satu ruang di Sekolah Alam Ramadhani yang menampung buku bacaan dan siap kembali melayani pembaca. (dan)
Komentar