Heboh Kakek Wakid, Tukang Becak yang Mengaku Berusia 110 Tahun

Komentar

Seorang tukang becak viral di media sosial, karena mengaku berusia 110 tahun.

SATUS sepuluh (Seratus sepuluh-Red),” jawab mbah Wakid, ketika ditanya berapa usianya. Pria yang duduk di atas becak ini memang terlihat renta.  Dia mengenakan kemeja kusam dan songkok yang sudah lusuh.

Sehari-harinya, mbah Wakid Mangkal di Jalan Ahmad Yani, kawasan wisata Pagora,Kota Kediri. Seolah-olah menunggu penumpang. Tapi, sejatinya, dia tak benar-benar berburu penumpang. “Pun boten kiat sakniki (sudah tidak kuat sekarang-Red),” paparnya.

Nama mbah Wakid heboh dibicarakan dia media sosial ketika pengguna akun Instagram @novitapu99 memposting tentang kakek ini dengan caption yang dramatis. “Usianya uda 110, tapi si mbah tetap bekerja keras demi makan sehari-hari. Mbahnya sudah nggak kuat mengayuh becak. Jadi, kalau ada penumpang becaknya didorong.” Postingan itu sontak direpost di banyak akun sehingga viral di media sosial.

Begitulah. Mbah Wakid mengaku sudah 15 tahun mengayuh becak. Namun, beberapa tahun terakhir, dia berhenti. Lantaran berusia senja, kakek ini sudah tidak sanggup untuk mengayuh becak. Tangannya kerap gemetar saat digerakkan. Bahkan, saat berjalan, kakek Wakid harus menggunakan tongkat. Kondisi kakinya yang lemah. “Sakniki teng pasar pahing mawon boten wantun (sekarang, ke pasar pahing saja tidak berani,” ujarnya.

Saat malam hari, mbah Wakid  menumpang tidur di Anam, seorang ketua RT, di dekat tempatnya mangkal. Karena tidak lagi bekerja, untuk makan sehari hari, mbah Wakid hanya duduk di atas becak. Sembari berharap pemberian warga. “Kulo menawi enten yotro tumbas. Menawi boten enten yotro, enten ingkang maringi sekul (Saya kalau punya makan beli makan. Kalau tidak ada uang, kadang ada yang memberi nasi-Red),” paparnya.

Mbah Wakid berasal dari Blitar. Dia mempunyai tujuh anak . Di Kediri, Wakid memiliki rumah di kelurahan Tosaren, kecamatan Pesantren, Kota Kedir. Sesekali/ kakek wakid juga pulang ke rumah menjenguk keluarganya.

Sebenarnya, anaknya juga berulangkali mengajak Wakid pulang. Menghabiskan masa tuanya di rumah. Berkumpul bersama keluarga. Namun, Wakid menolak dan tetap tinggal di jalan.

Menurut Linggo Purnomo, salah seorang anaknya, sang ayah bersikeras hidup di jalanan. Pernah sesekali pulang, karena terjaring razia Satpol PP. “Sudah dua kali dirazia Satpol PP. Pulang ke sini. Tapi, akhirnya tetap kembali ke sana,” tutur Linggo.

Ada beberapa alasan Wakid enggan pulang. Memang kebiasaannya berada di jalanan. Dia sempat mencari rongsokan, sebelum menjadi tukang becak. Selain itu, menurut Linggo, Wakid juga teringat istrinya ketika berada di rumah.

Meski berulangkali gagal meminta ayahnya pulang, pihak keluarga berharap suatu saat Wakid mau kembali. Mengingat kondisi tubuhnya semakin renta dan kesehatanya terus menurun. (dur/ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar