Temuan Lingga Patok dan Jaladwara, Jejak Patirtan Kuno di Jajar – Wates

Komentar

Warga Warga Desa Jajar, Wates Kabupaten Kediri menemukan menemukan batu lingga patok, Jaladwara hingga pecahan gerabah kuno.

Benda Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) itu ditemukan titik pada lahan tebu milik warga.

Ada tiga batu lingga Patok, satu batu jaladwara dengan panjang 30 cm, lebar 20 cm tebal 10 cm, tiga lempeng batu andesit berukuran panjang 50 cm, lebar 20 cm, tebal 10 cm dan batu bara merah berukuran besar.

BPK wilayah XI Jawa Timur sementara memperkiraan ada patirtan di lokasi temuan. Hal itu diperkuat dengan ditemukan lingga patok. Diperkirakan di kedalam dua hingga meter terdapat struktur bangunan yang luas.

Temuan batu lingga patok dan Jaladwara tersebut hanya berjarak satu kilometer dari lokasi temuan Tugu perbatasan di Desa Kayunan Kecamatan Plosoklaten sekitar tanggal 12 Januari 2024 lalu, yang diperkirakan peninggalan raja Kertajaya (1112-1138 Saka).

Ditemukannya ODCB itu bermula saat Susilo, warga Jajar bersama temannya mencari ikan di sekitar kawasan sumber Lotes menemukan serpihan keramik, dan pecahan batu bata kuno.

Temuan tersebut lantas dilaporkan ke pihak desa yang diteruskan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri juga Balai Pelestari Budaya (BPK) XI Jawa Timur. Setelah dilakukan pengecekan hari Kamis lalu, di lokasi ditemukan batu Jaladwara, tiga buah batu andesit dan tumpukan batu bata merah kuno.

“Waktu kita main ke sini, kan ada serpihan batu bata kecil-kecil, tapi sudah patah. Kita laporkan ke pihak desa, desa lapor ke Disparbud diteruskan ke BPK,” jelasnya di lokasi temuan, Selasa (30/07/2024).

Menurut Susilo, sebelumnya ditemukan tiga batu Lingga Patok dengan tinggi 85,5 cm, lebar 35 cm yang berjarak sekitar 50 meter utara lokasi temuan Jwaladara dan tumpukan batu bata kuno. Batu ini ditempatkan di rumah mbah Patri RT 15 RW 03 Dusun Jajar. Pada bagian atas batu ini berbentuk silinder kemudian bagian bawah ditopang batu segi empat.

“Ini sebenarnya kabarnya sudah lama. Info keberadaan peninggalan itu sudah 15 tahun. Arealnya memang dikenal angker tidak ada warga yang berani mendekat,” ujarnya.

Sementara itu Asta Wulandara, Kepala Desa Jajar Kecamatan Wates mengaku pihaknya akan berusaha mengamankan temuan tersebut dengan memindahkan sementara ke kantor desa agar tidak hilang atau dicuri oleh orang.

“ Ya Insya Allah kita amankan, mungkin nanti kita amankan, dibawa ke kantor desa dulu,” katanya.

Pihak desa juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kediri, bila dibutuhkan pembersihan di lokasi penemuan yang rimbun dipenuhi tanaman liar, pihak Disparbud akan memberikan bantuan.

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar