Film Dokumenter KebonRejo, Menggugah Kreatifitas Pemuda Lereng Kelud untuk Mengangkat Kearifan Lokal

Komentar

Menggandeng sejumlah elemen, komunitas Lho Laiyo yang dipandegani pemuda Kebonrejo memproduksi film dokumenter bertajuk ‘KebonRejo’.

FILM dokumenter berdurasi 45,42 menit ini memotret Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri secara holistik. Mengangkat tentang sejarah, kekayaan budaya, sosial dan pertanian di desa yang terletak 5 kilometer dari kawah Gunung Kelud.

“Film dokumenter ini menguak segala sesuatu yang ada Kebonrenjo dengan alur sedemikian rupa agar diketahui masyarakat banyak. Juga menjadi dokumen bagi generasi muda di Kebonrejo, agar mereka menguri-uri kebudayaannya,” kata Yustyono Fathoni, salah satu penggagas Lho Laiyo, komunitas pemuda Desa Kebonrejo Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri 

Menurut, Yustono, film dokumenter ini merupakan tindak lanjut dari program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertajuk pengembangan potensi budaya desa. Kebonrejo terpilih sebagai salah satu dari 359 desa yang menjadi pilot project untuk memajukan kebudayaan. 

Program di desa Kebonrejo meliputi Bimbingan Teknis, produksi serta launching. Saat Bimtek, program ini memberikan ruang edukasi bagi pemuda Kebonrejo untuk belajar memproduksi film dokumenter pada 15 November 2021 di Balai Desa Kebonrejo. Sejumlah pemateri dihadirkan untuk menyampaikan dasar-dasar produksi film dokumenter. 

Setelah pembekalan teori, pemuda juga dilibatkan dalam proses syuting film dokumenter. Mereka bisa mengamati langsung dan terjun membantu produksi film dokumenter yang melibatkan berbagai elemen. Proses produksi berlangsung tiga hari, 19 – 21 November 2021. 

Berbagai objek yang merupakan potensi lokal di-explore. Dari sejarah, budaya, pertanian, kuliner dan sosiologi masyarakat Kebunrejo.Film menampilkan kekayaan budaya Kebunrejo, dari jaranan, reog hingga ritual ujub-ujub di situs Watu Leter. Lalu, ada juga ritual boyong banyu panguripan serta ritual temanten kopi yang biasanya dilakukan pada awal petik kopi.

“Juga terdapat ritual Diyan yang merupakan ritual pengusir pagebluk seperti yang dilakukan oleh masyarakat sekarang ini untuk mengusir Corona,” kata Yustyono.

Tak hanya itu, disajikan juga kuliner khas Kebunrejo, seperti sayur rebung keringking, nasi tiwul dan tiwul manis. Lantas, kuliner jamu tradisional beras kencur dan temulawak. 

Launching Dihadiri oleh Wakil Bupati 

Sambutan oleh wakil bupati Dewi Maria. (foto: dokumentasi panitia)

Waktu yang ditunggu tiba. Launching film dokumenter KebonRejo yang digelar 30 November 2021 ini disambut antusias oleh masyarakat Kebonrejo. Ratusan masyarakat memenuhi balai desa Kebonrejo. 

Sejumlah pejabat dari tingkat Kementerian hingga pejabat daerah hadir. Di antaranya; Anom dari Kemendikbud, Wakil Bupati Kediri Dewi Maria, ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodi Purwanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Adi Suwignyo serta jajaran Pemerintah Desa Kebunrejo.

Setelah opening ceremony tari Remong dan Kepang Celeng dengan acara puncak ujub-ujub bersama jajaran pemerintahan, film dokumenter diputar dan disaksikan oleh masyarakat. 

Wakil Bupati Dewi Maria menyatakan apresiasinya atas diluncurkannya film dokumenter Kebonrejo. Produk film merupakan bentuk promosi desa. “Ini merupakan kesempatan untuk Kebonrejo memperkenalkan diri bahwa masih ada desa budaya,” katanya.

Sementara, Anom, dari Kemendikbud membeberkan tentang kebudayaan. Dia menyebut makna budaya sangat luas. Budaya terkait dengan simbol yang memberikan pesan tertentu pada masyarakat. “Budaya bukan cuma jaranan, reog dan yang berbau pertunjukan. Tapi kebudayaan adalah lokalitas di tiap daerah yang mengandung makna,” kata Anom.

Sementara itu, Agus selaku produser eksekutif menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pada Kebonrejo. “Kami menyampaikan terima kasih telah dipilih dan dipercaya Kebonrejo untuk dijadikan tempat untuk pengembangan kebudayaan,” ujarnya. (danu)

 

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar