Penyandang disabilitas tuna netra ini juara lari dalam Peparda di Jawa Timur, akhir tahun 2022.
Kondisi fisik tak menghalangi hobi. Reza Aditya Muzakki, penyandang disabilitas tuna netra asal Panjer, Plosoklaten ini memiliki semangat untuk mengukir prestasi di dunia olahraga. Meski tak bisa melihat, dia suka olahraga atletik. Secara rutin, remaja yang akrab disapa Adit ini berlatih lari.
Selain kondisi fisik yang sehat, Adit juga berprestasi. Siswa kelas 3 SMPLB Dharma Putra Dhaha di Turus, Gurah, Kabupaten Kediri ini meraih juara 2 dalam lomba lari sprint 100 meter Pekan Paralimpic Pemuda (Peparpeda) Jawa Timur, pada November 2022 di Sidoarjo. Saat itu, saingannya 11 atlet disabilitas tuna netra dari berbagai daerah di Jawa Timur. “Senang dan bangga, bisa juara,” kata Adit yang juga piawai memainkan alat musik ini.
Bagaimana tuna netra berlari kencang di lintasan? Ternyata, memang ada pemandunya yang ikut berlari, menyesuaikan kecepatan atlet disabilitas netra. Tangan pelari dan pemandu terikat tali. Sehingga, arah lari dari atlet tuna netra tetap menuju finish.
Meski telah meraih juara, Adit masih belum puas. Dia terus tekun berlatih. Ibunya, Sri Rahayu telaten mengantarnya berlatih di Lapangan Doko, Gampengrejo. Adit latihan rutin tiga kali dalam sepekan: Senin, Rabu dan Jumat. “Biasanya, latihannya nggak hanya sama anak-anak tuna netra. Tapi, atlet yang normal juga, ” kata Sri Rahayu.
Saat latihan, biasanya atlet disabilitas berlatih berlari keliling lapangan, senam serta melatih peningkatan kecepatan dan daya tahan tubuh. Adit berkemauan keras untuk bisa terus berprestasi. Karena itu, dia giat berlatih. “Kalau ada lomba lagi, ya ikut lagi,” ujarnya.
Semangat yang tak pernah padam dan melampaui batas tubuhnya. (ds)
Komentar