Legenda Timun Mas, ketika Buto Ijo Pemakan Manusia Menagih Janji

Komentar

Ketika Buto Ijo menagih janji ke Mbok Dhadap, dia hendak meminta lagi Timun Mas yang dititipkan ke Mbok Dhadap 15 tahun silam, apa yang terjadi? 

ALKISAH di pinggiran hutan, hiduplah seorang perempuan bernama Mbok Dhadap yang berusia paruh baya yang hidup sebatangkara tanpa teman dan saudara di sebuah rumah kecil. Mbok Dhadap sangat mendambakan kehadiran seorang anak untuk menemaninya setiap hari. Dia berdoa agar mendapatkan seorang anak untuk menghilangkan kesepiannya.

Suatu hari, ketika sedang mencari kayu di hutan, Mbok Dhadap bertemu raksasa penguasa rimba yang gemar memakan manusia yang bernama Buto Ijo.

Mbok Dhadap gemetar menahan takut. Karena tak kuasa menahan rasa takut, Mbok Dhadap tidak sadar bahwa kain jaritnya basah karena kencing. Raksasa itu tertawa lebar, suaranya bergemuruh memenuhi angkasa dan memekakkan gendang telinga.

Raksasa ini mengatakan kepada Mbok Dhadap agar jangan takut kepadanya. Dia meminta Mbok Dhadap mendekat padanya. Dengan rasa takut, Mbok Dhadap mendekati raksasa itu.

Ternyata, raksasa ingin menitipkan sesuatu pada Mbok Dhadap dan titipan itu adalah seorang bayi manusia yang mungil dan cantik. 

Raksasa ini menitipkan bayi perempuan tersebut dengan sebuah pesan bahwa lima belas tahun kemudian ia akan mengambilnya kembali dan akan dipersiapkan sebagai makanan.

Mbok Dhadap menyetujui. Dia membawa bayi mungil itu menuju rumahnya untuk dirawat dan dibesarkannya. Mbok Dhadap memberi nama anak itu Timun Mas karena kulitnya yang bersih dan berkilau seperti emas. Dia sangat  menyayangi Timun Mas dan merawat dengan penuh kasih sayang dan cinta.

Mbok Dhadap tidak merasa kesepian lagi. Ada Timun Mas yang selalu menemaninya. Meski bukan anak kandungnya sendiri, Mbok Dhadap menganggap Timun Mas seperti anaknya sendiri. Timun Mas memanggi Mbok Dhadap dengan sebutan biyung yang berarti ibu.

Buto Ijo Menagih Janji

Waktu terus berjalan tanpa henti. Tanpa terasa lima belas tahun sudah berlalu Timun Mas tumbuh sebagai sosok gadis yang anggun rupawan. Parasnya cantik dengan rambut yang lebat, terurai panjang. Sehingga, semakin memancarkan aura kecantikannya.

Menjelang waktu yang telah dijanjikan, Mbok Dhadap merasa sendih dan bingung lalu memanjatkan doa pada Tuhan Yang Maha Esa agar meyelamatkan Timun Mas. Hingga suatu ketika doanya dijawab lewat mimpi. Dalam mimpinya, mbok Dhadap diminta memberikan tiga barang untuk dibawa Timun Mas ketika dikejar raksasa jahat itu. Yaitu biji timun jarum dan sepotong terasi. Mbok Dhadap meyniapkan barang itu untuk diberikan ke Timun Mas.

Akhirnya, rasa sedih yang amat sangat, Mbok Dhadap menceritakan itu pada Timun Mas bahwa lima belas tahun yang lalu raksasa menitipkan dirinya pada Mbok Dhadap. Dan menjelaskan bahwa sekarang waktunya telah tiba raksasa itu akan datang untuk memintanya kembali.

Timun Mas merasa sedih ia membayangkan harus meninggalkan biyungnya sendiri. Ia tak sampai hati meninggalkan orang yang merawatnya dari kecil hingga dewasa tersebut. 

Waktu itu telah tiba. Datanglah raksasa itu ke rumah Mbok Dhadap untuk menagih janji. Keduanya ketakutan berpelukan erat. Akhirnya mbok Dhadap meminta Timun Mas lari menghindari Buto Ijo.

Dengan penuh rasa haru dan sedih, Timun Mas segera belari keluar dan meninggalkan rumah Mbok Dhadap untuk menyelamatkan dirinya. Sedangkan mbok Dhadap keluar menemui raksasa  jahat yang lapar itu.

Dan Mbok dhadap sengaja menemui Buto Ijo itu untuk mengulur waktu agar Timun Mas dapat meyelamatkan diri. Buto ijo merasa sudah tidak sabar lagi mendapatkan Timun Mas akhirnya mengetahui bahwa Mbok Dhadap mengulur waktunya. Saat itulah, Buto injo melihat gadis yang belari kencang meninggalkan rumah itu. Buto Ijo marah ketika mengetahui bahwa Timun Mas ternyata melarikan diri darinya. Seketika itu, Buto Ijo mengejarnya. 

Timun Mas berlari sekencang-kencangnya meninggalkan rumah Mbok Dhadap. Namun sekencang kencangnya Timun Mas berlari, kecepatannya tak sebanding dengan lari raksasa itu.

Dengan terengah-engah, Timun Mas melihat melihat bahwa raksasa itu kian mendekatinya.  Raksasa itu semakin dekat semakin dekat sekarang hanya berjarak puluhan meter dari Timun Mas dan masih mencoba berlari. Di tengah kebingungan  dan rasa takutnya, Timun Mas ingat pesan biyungnya untuk meyebarkan biji ketimun. 

Pertama kali, tatkala raksasa itu mendekat tanpa menunggu lebih lama timun mas melemparkannya ke arah raksasa itu. Ajaib, seketika itu juga biji ketimun yang disebar timun mas berubah menjadi hutan mentimun dengan buah yang ranum dan segar sehingga membuat raksasa itu terpana melihat keranuman buah mentimun yang membentang di hadapannya 

Raksasa seperti terhipnotis sehingga menikmati buah mentimun itu tanpa menggigat ia sedang mengejar timun mas . Melihat keajaiban itu timun mas tidak menyiayiakan kesempatan untuk terus belari kencang meninggalkan raksasa yang kelaparan.

Setelah sekian lama ia memakan buah mentimun, raksasa itu kembali mengejar Timun Mas. Tak berapa lama,  raksasa berhasil mendekati Timun Mas. Kembali raksasa itu kian mendekat Timun Mas yang segera melempar jarum kepada raksasa itu.

Benar-benar ajaib, jarum yang dilemparkan itu seketika berubah menjadi hutan bambu yang lebat penuh duri sehingga menyulitkan raksasa itu mengejar Timun Mas. Melihat itu, Timun Mas segera berlari secepatnya meninggalkan raksasa jahat yang terjebak dalam hutan bambu yang lebat dan penuh duri itu. Harapannya hanya satu yaitu agar lolos dari cengkraman raksasa jahat itu.

Timun Mas terus saja belari menjauh. Sedangkan raksasa jahat mengalami kesulitan untuk menembus hutan bambu yang penuh duri. Namun, dengan kekuatannya, akhirnya raksasa itu berhasil menembus hutan bambu  berduri dan kembali mengejar Timun Mas.

Tak berselang lama, raksasa berhasil mendekati Timun Mas yang pasrah dan putus asa dan yakin bahwa raksasa itu akan mendapatkannya. Tiba tiba, Timun Mas teringat bahwa ia masih punya satu senjata lagi yaitu sepotong terasi. Oleh karena itu, begitu raksasa mendekatnya, Timun Mas segera melemparkan sepotong terasi itu ke raksasa. Benar-benar ajaib, sepototong terasi yang dilemparkan berubah menjadi sebuah lautan lumpur yang dalam, sehingga raksasa itu terperosok ke dalamnya. Semakin lama, raksasa itu memberontak, semakin tenggelam tubuh raksasa itu.  Akhirnya,  raksasa jahat itu mati ditelan lumpur.

Timun Mas menghela nafas panjang. Rasa lega letih dan bahagia menyelimutinya. Tak henti-hentinya Timun Mas mengucap syukur, karena doa dan harapannya dikabulkan oleh Tuhan. Timun Mas yakin Tuhan akan mengabulkan doa setiap makhluk apabila berdoa dengan tulus dan kesungguhan hati. Setiap usahanya dengan keyakinan penuh.

Tanpa menunggu lama, Timun Mas memutuskan kembali ke rumah Mbok Dhadap dan akhirnya mereka hidup bahagia dalam nuasa sayang antara orang tua dan anak.

 (sumber: Buku Legenda Rakyat Kediri – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar