Sekitar 300 aktifis mitigasi bencana dari berbagai komunitas menggelar penghijauan di waduk Siman, Kepung, Kabupaten Kediri, Ahad (07/03/2021) pagi. Libatkan relawan tuna rungu.
HANYA persiapan dua hari, membikin gerakan menjaga kelestarian alam, dengan skala besar. Kegiatan yang mustahil terealisasi jika tidak diiringi semangat suka rela dan kesadaran tinggi.
Seperti itulah inisiasi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur bersama sejumlah komunitas dalam acara Penghijauan di Waduk Siman, Kepung, Kabupaten Kediri, pada Ahad (07/03/2021) pagi.
“Idenya muncul pada hari Kamis-Jumat dari Pak Yoyok, aktifis FPRB Jatim dan LPBI NU, dan kegiatannya kami realiasikan hari Minggu,” kata Sudarmanto, Sekretaris Jenderal FPRB.
Menurut pria yang akrab disapa mbah Darmo ini, ide tersebut digodok di sekretariat Jangkar Kelud di Pondokagung, Kasembon, Kabupaten Malang. Ada dua alternatif tempat. Hasil konsultasi dengan Dinas SDA, ada dua alternatif tempat. “Di DAS Brantas Badas atau waduk Siman,” tukas Mbah Darmo.
Akhirnya, disepakati di Waduk Siman. Sebab, ada dua kegiatan yang digelar: selain penghijauan juga pembagian masker. Distribusi masker akan maksimal, karena di waduk Siman pada hari kegiatan banyak pengunjung.
Kegiatan diawali apel yang diikuti oleh 300 orang. Setelah itu, FPRB menyerahkan secara simbolis bibit untuk penghijauan kepada Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Slamet Turmudi.
Pelaksanaan penanaman digelar di sekitar Waduk Siman. Dilaksanakan oleh 15 komunitas. Antara lain; Forum PRB Jawa Timur, Relawan BPBD Kabupaten Kediri, Gerkatin Jawa Timur, Jangkar Kelud, LPBI NU Kediri, LPBI NU Jawa Timur, LPBI NU Bangil, Segoemi Community Pare, Army Pare, MDMC Kediri, Kokam Kediri, TSBD Kediri, SDA Jatim, Media Harian Bangsa, Gempal Kediri.
Sebanyak 150 bibit ditanam di sekitar waduk Siman. Di antaranya; Trembesi, Mauni dan Mangga. “Pertimbangannya untuk memperkuat waduk Siman,” kata Mbah Darmo.
Selain itu, relawan juga membagikan 1000 masker ke pengunjung waduk Siman yang membludak pada hari Minggu. “Sementara relawan laki-laki melakukan penanaman, aktifis perempuan membagikan masker ke pengunjung,” papar Mbah Darmo.
Kegiatan ini memancing antusias para relawan yang peduli pada aktifitas mitigasi bencana. Seperti aktifitas Disabilitas tuna rungu yang tergabung dalam Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia).
“Ada 35 orang dari aktifis tuna rungu. Dari Kabupaten Kediri , kota Kediri dan Nganjuk,” kata Maskurun, ketua Gerkatin Jawa Timur.
Dia senang Gerkatin bisa terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan. “Karena menambah pengalaman, wawasan, teman baru dan bisa menjaga alam untuk anak cucu kelak,” katanya.
Mbah Darmo menyatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program SDSB (Sambang Dulur Sinau Bareng) yang digagas FPRB Jatim. Dalam berkegiatan, FPRB Jatim mengedepankan unsur pelangi.
“Pelangi yang dimaksud, masing-masing komunitas mengenakan Dress Code mereka masing-masing dalam kegiatan. Karena tampak beragamnya tapi menjadi satu untuk sosial kemanusiaan, hal ini justru menampakkan keindahannya. Itu yang tadi terjadi,” pungkas mbah Darmo. (ds)
Komentar