oleh : Izyan Alif Aini *)
TikTok merupakan salah satu platform media sosial yang kini tengah digemari oleh masyarakat. Dari kalangan anak-anak, remaja, hingga tua berlomba-lomba untuk membuat konten melalui aplikasi TikTok.
Keberadaan TikTok ditengah pandemic Covid-19 memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, tatkala pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan label #dirumahsaja. Hal ini tentu sangat berdampak pada psikologis masyarakat terutama mereka yang notabenenya memiliki karakteristik yang aktif, entah berprofesi sebagai public figure, pedagang, mahasiswa ataupun mereka yang sudah tua dan gemar tunjuk skill serta kebolehanya melakukan sesuatu. Meskipun penggunaan TikTok sempat menuai pro-kontra dari masyarakat, namun fenomena ini kian marak terjadi dan familiar bagi TikTokers Indonesia saat ini.
Tawarkan Beragam Fitur Menarik
Eksistensi penggunaan TikTok sejatinya tidak hanya melulu karena dampak dari #dirumahsaja, akan tetapi TikTok juga menawarkan fitur yang menarik dan beragam serta mudah dipahami oleh semua kalangan, mulai dari pilihan efek video, soundtrack lagu TikTok, duet video dan fitur lainya yang tersedia di TikTok.
Dengan fitur yang ditawarkan TikTok ini, masyarakat tidak mengenal usia pun berlomba-lomba untuk membuat konten dengan semenarik mungkin dengan mengikuti trend TikTok agar tetap eksis walaupun ditengah pandemic Covid-19. Hal ini tentu menyita perhatian banyak pihak untuk ikut andil dalam pembuatan video tiktok yang tidak mengenal profesi, usia, dan yang lainya. Tidak salah, jika TikTok saat ini memang menjadi aplikasi primadona bagi setiap umat.
‘Eksis’ memang merupakan suatu hal yang tetap menjadi sorotan utama bagi beberapa pihak. Tidak hanya pedagang yang memutar otak untuk bertahan terhadap usahanya, tapi penunjang eksis tetap harus diperhatikan. Definisi dari eksis sendiri semakin bergeser, bermula dari “karya” menjadi “nampang” yang merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang pesat.
Aktualisasi eksis di platform media sosial sekarang menggeser ke arah yang baru, bukan seberapa banyak manfaat yang kita dapatkan dari konten tersebut, namun menjadi semenarik apa gerakan yang kita pamerkan dan mengabadikan momenya di TikTok. Masalah eksistensi seseorang di media sosial memang tetap menjadi hak pribadi masing-masing selama hal tersebut tidak merugikan orang lain.
Jika awalnya TikTok dikenal sebagai penunjang eksis dengan mengunggah video yang bertujuan untuk menghibur atau bersenang-senang, kini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan konten yang bermacam-macam sesuai dengan ide dan kebutuhan. Mulai dari konten yang mengedukasi seperti membuat tips dan trik tentang belajar yang sudah dilakukan oleh beberapa orang, konten tutorial memasak, konten yang bertujuan untuk mengasah skill dan kemampuan seperti konten challenge duet baca berita, dan konten lainya.
Postingan yang bermanfaat kini kian membeludak, konten yang ditawarkan pun juga bermacam-macam dan tentunya saat ini TikTokers juga bisa memilih antara produktif atau hanya numpang eksis. Meskipun aplikasi TikTok pernah diblokir oleh kominfo karena dianggap berdampak buruk bagi anak-anak, namun dampak itu tercipta dari siapa yang mengaplikasinya dan untuk apa?.
Media untuk Membangun Brand Image
Kesempatan emas sebagai ladangnya produktif melalui aplikasi TikTok juga dimanfaatkan baik sebagai tempat bisnis. Fitur yang disediakan TikTok membebaskan para penggunanya untuk membangun brand image dengan membuat konten bisnis mereka sebagai media promosi sesuai kreatifitas masing-masing. Kreatifitas memang hal yang harus dipatenkan dalam setiap jiwa prestatif.
Pandai dalam memanfaatkan kesempatan dan platform yang menguntungkan bagi langkah ke depanya. Tidak melulu gengsi atau hanya numpang eksis, namun juga produktif dan kritis. Yang buruk tidak selamanya buruk, selama pandangan positif tetap ada. Buktinya aplikasi TikTok yang sempat dianggap buruk, namun kini kian melambung karena adanya keinginan untuk tetap produktif sekaligus tetap bisa eksis.
*) Izyan Alif Aini, lahir di Kediri 07 Oktober 2000. Aini mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Kediri. Dia tertarik dengan public speaking dan broadcasting.
Komentar