Dapur Umum untuk Isoman, Digagas Penyintas Covid-19 yang Membangun Solidaritas di Kilisuci

Komentar

Pernah merasakan penderitaan akibat Covid-19, kini mereka berkumpul. Membangun dapur umum, untuk memenuhi kebutuhan makan bagi warga yang tengah menjalani isolasi mandiri.

PANCI jumbo di atas kompor yang apinya menyala. Isinya racikan kuah dan sayuran. Luluk mengaduk kuah yang aromanya menyengat, sedap. Tak berselang lama, sup siap saji. “Hari ini, ada sup dan ayam goreng,” kata Luluk yang didapuk sebagai juru masak Dapur Umum Food Support Isoman ini.

Begitulah aktivitas sehari-hari di dapur umum di Kelurahan Kaliombo, Kota Kediri. Dapur darurat tanpa dinding. Beratapkan asbes. Dibangun sekelompok penyintas Covid-19 di Kediri sejak sebulan terakhir, mulai Juli 2021.

Dari dapur ini, mereka menyiapkan kebutuhan makan bagi warga yang tengah menjalani isolasi mandiri. Tak sekadar memenuhi isi perut, mereka memastikan makanan yang mereka siapkan tersebut cukup gizi.

Selain Luluk, kelompok ini bergotong royong berbagi tugas. Mulai mengumpulkan dana, menyiapkan bahan makanan,  memasak, membungkus makanan hingga memastikan jatah semua warga yang terdata aman dan sampai ke tangan mereka tepat di jam makan siang. Untuk uang belanja, mereka dapat secara patungan dan donasi dari sejumlah donatur.

foto: Yanuar Deddy/kediriapik.com

Tri Wahyudi, koordinator dari kelompok ini mengatakan, hampir seluruh anggotanya merupakan mantan pasien Covid-19 yang tahun lalu sama-sama menjalani isolasi di Rumah Sakit Kilisuci Kediri. Mereka prihatin dengan kondisi warga yang berjuang, melawan covid-19 dengan ruang gerak yang sangat terbatas.

“Kita paham kondisi (kesulitan) mereka. Untuk itu kita berfikir membuat gerakan ini,” kata Tri Wahyudi. Sebelumnya, mereka sudah bergerak dalam beberapa aksi sosial. Hanya saja, ditengah gelombang kedua Covid-19 ini, mereka merubah sasaran aksi.

Sehari permintaan makanan mencapai 50 hingga 60 paket. Mereka tersebar di sejumlah titik di Kota dan Kabupaten Kediri. Untuk distribusi, mereka saat ini dibantu sejumlah relawan.  “Sementara kita hanya memasang flyer digital melalui status Whatsapp temen-temen. Responnya sangat positif,” imbuhnya.

foto: Yanuar Deddy/kediriapik.com

Selain makanan, kelompok ini juga memberikan support dan semangat untuk warga yang menjalani isolasi mandiri ini di rumah. Karena acap kali mereka mendapat stigma negatif dan dijahui lingkungan. Padahal kondisi ini sangat mempengaruhi imunitas mereka untuk mempercepat penyembuhan penyakit tersebut.

“Kita juga selalu berikan semangat. Setiap mengantar itu kita sampaikan, semangat yaaa, pasti sembuh. Seperti itu,” tutup Tri.

Sementara itu, aktivitas gerakan kelompok ini disambut baik oleh warga. Salah satunya Aji Wahono, Ketua RT 05 RW 1 Kelurahan Bangsal. Aji merasa terbantu dengan hadirnya bantuan bagi warganya ini. “Alhamdulillah, sangat terbantu,” kata Aji.

Aji Wahono berharap gerakan yang dilakukan kelompok penyintas Covid-19 ini menginspirasi warga lain, untuk bersama-sama memerangi wabah. Mereka juga berharap pandemi segera berakhir. Agar aktifitas mereka bisa kembali berjalan normal. (yanuar deddy/ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar