Trend berolahraga dengan bersepeda di masyarakat meningkat saat memasuki masa New Normal. Tingginya minat bersepeda ini dimanfaatkan pemuda Karang Taruna di Banjaran, Kota Kediri. Mereka merestorasi barang rongsokan menjadi sepeda minion.
SEKUMPULAN pemuda di Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa, Kelurahan Banjaran, Kota Kediri mengkreasi rongsokan rangka sepeda menjadi sepeda minion yang saat ini mulai digandrungi kalangan anak muda. Sejak pandemi Covid-19 melanda, sepeda jenis ini mulai menjadi trend di Kediri.
Perakitan dilakukan di bengkel Bendon Project yang dikelola oleh pemuda Karang Taruna. Kerangka dari sepeda mini bekas yang diperoleh di pasar loak atau dari warga yang sudah tidak terpakai lagi. Rongsokan ini dirakit kembali menjadi sepeda minion dengan berbagai kreasi hingga tampilannya berubah menjadi menarik dan unik.
“Ide pembuatanya sendiri berawal dari nostalgia masa 80 – 90-an,” ujar Dodot F Widodo Putra, pembuat sepeda minion.
Konsep restorasi sepeda minion, menurut Dodot, dari sepeda seli atau sepeda lipat dengan memadukan sepeda mini. Di bengkel ini terdapat dua jenis sepeda yang dirakit, yakni minion dan minitrek.
Yang membedakan kalau minion lebih banyak mengadopsi sepeda seli mulai dari bentuk stang, dan groupset serta aksesoris slebor. Sedang minitek lebih mengadopsi bentuk sepeda balap yang lebih simpel.
Proses merakit sepeda minion cukup mudah, awalnya frame sepeda yang kotor dan berkarat di bersihkan hingga bekas cat dan karat benar-benar bersih mengunakan cairan khusus. Selanjutnya frame diamplas atau di las jika ada yang keropos dan dibutuhkan pembenahan.
Setelah proses pembersihan selesai, dilakukan pengecatan. Proses ini dilakukan tiga hingga lima tahap. Pertama bodi sepeda disemprot dengan cat dasar, lalu cat warna dilakukan hingga dua kali. Terakhir disemprot dengan pernis agar cat mengkilap. Tahap selanjutnya merakit bagian perlengkapan sepeda mulai dari ban, stang, gear set, rem cakram, rantai sepeda dan aksesoris laninya.
Pengerjaan satu unit sepeda membutuhkan waktu satu hingga dua minggu yang dikerjakan empat orang. Tidak ada teknik khusus dalam perakitan sepeda mnion ini. “Kita justru lebih bebas berkerasi, mulai pewarnaan hingga pemilihan aksesoris lainya,” imbuhnya.
Kesulitan justru mendapatkan part sepeda yang sesuai dengan keinginan, karena barang di pasaran terbatas sebab sudah tidak diproduksi lagi. Mulanya, Dodot dapat memperoleh sparepart dengan harga murah.
“Awalnya beli kiloan, jadi sekali beli dapat beberapa kerangka, nah setelah sebulan ke sana lagi, harganya jadi mahal. Dijual per biji, Rp150 ribu,” katanya.
Meningkatnya tren bersepeda membuat permintaan sepeda minion rakitan Karang Taruna ini, terus bertambah. Sebulan permintaan mencapai lima unit sepeda. Sepeda minion kini menjadi trend masyarakat sebab selain menawarkan sensasi nostalgia era 80-90 an, bentuk sepeda minion ini juga unik dan menarik.
Rata-rata permintaan datang dari pengemar sepeda minion dari sekitar wilayah Kediri. Satu unit jenis sepeda minion single speed dipatok dari 700 ribu hingga 1 juta per unit, sedang untuk multi speed di bandrol 1 juta 600 ribu hingga 4 juta rupiah per unit, tergantung jenis part beserta merk-nya. (man)
Komentar