Sumber Ngasinan Rejomulyo Tercemar Fosfat dan Mikroplastik, Aksi Brantas Serukan Perlindungan Sungai

Komentar

kediriapik.comSinyal tanda bahaya patut dinyalakan melihat pencemaran air Sumber Ngasinan, Rejomulyo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Hasil pemantauan Aliansi Komunitas Sungai Brantas (Aksi Brantas) pada Jumat (17/2/2023), Sumber Ngasinan dalam kondisi tercemar sedang. 

“Berdasarkan penghitungan sampel mikroinvertebrata yang diambil di Sumber Ngasinan memiliki Indeks Biotilik dengan SKOR 2,4 yang berarti kondisi sungai tercemar sedang,” kata Brian Pramana, koordinator Komunitas Trash Control Community (TCC), dalam press release yang dikirimkan pada Minggu (19/2/2023).

Menurut Brian, ditemukan paling banyak famili Thiaridae (sumpil). “Selain itu keadaan air juga bisa dipengaruhi oleh limbah rumah tangga, karena saluran air tersebut juga digunakan warga sebagai tempat untuk mencuci baju,” tambah Brian.

Sementara, penilaian Habitat Riparian menghasilkan rata rata skor kesehatan habitat adalah 2,7 yang menunjukkan sehat menyediakan kondisi habitat yang beragam dan stabil untuk mendukung kehidupan biota dan substrat sungai. Namun, Brian menyoroti aktivitas manusia di sekitar sungai dan sempadan sungai misalnya pembuangan sampah serta pembuangan limbah detergen.

Dari pemantauan kualitas air Fisika Kimia dan Analisis Mikroplastik di Sumber Ngasinan, parameter fosfat melebihi baku muku dari angka yang sudah di tetapkan dalam PP 22 Tahun 2021 yang hanya 0,2 ppm untuk air kelas I. Sumber Ngasinan tercemar mikroplastik. 

“Hasil identifikasi sampel mikroplastik diambil dari air Sumber Ngasinan mayoritas adalah jenis fiber. jenis fiber lebih banyak dibanding jenis lainnya dikarenakan lokasi Sumber Ngasinan digunakan sebagai tempat cuci beberapa warga Rejomulyo,” tambah Brian. 

Sementara, dari brand audit sampah plastik, jumlah total sampah yang berhasil dikumpulkan 382 Pieces sampah. Menurut Brian, kegiatan brand audit ini menghasilkan Top Polluters yang mana Wings Group menjadi brand paling banyak ditemukan di lokasi Sumber Ngasinan dan semuanya adalah sampah sachet.Yang mana wilayah tersebut diduga belum mendapat pelayanan persampahan dari pemerintah,” ujar Brian.

Tonis Afrianto, Pegiatan Zero Waste Ecoton berharap pemerintah memperluas layanan tata kelola sampah hingga ke desa desa dan memperbanyak TPS 3R di  setiap desa dengan dukungan sarana dan prasarana persampahan yang memadai. Tak hanya itu, dirinya juga memberi masukan untuk pemerintah agar memperbanyak Kawasan Bebas Sampah dengan model Zero Waste Cities yang akan menekan penanganan sampah sejak dari sumber atau rumah tangga. 

“Hal itu bisa menjadi solusi pengelolaan sampah secara mandiri di skala desa/kelurahan agar sampah terkelola dengan baik dan benar sehingga tidak bocor dan mencemari sungai,” ujar Tonis.

Pemantauan Kualitas Air Libatkan 16 Komunitas 

Pemantauan kualitas air di Sumber Ngasinan ini melibatkan 50 orang dari 16 komunitas peduli lingkungan dari hulu hingga hilir Sungai Brantas di Jawa Timur yang tergabung dalam Aksi Brantas. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pelatihan Advokasi dan Edukasi Pemulihan Kualitas Air Sungai Brantas yang digelar oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton.  Dalam acara berlangsung pada Jumat (17/2/2023) – Minggu (19/2/2023) di Hotel Merdeka, Kota Kediri tersebut, Ecoton bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat.

Dalam kegiatan ini terdapat 3 kegiatan yang dilakukan oleh komunitas di antaranya : Biotilik dan Penilaian Habitat Reparian yang bertujuan untuk memantau kesehatan sungai dengan menggunakan indikator biota sungai seperti serangga air dan kondisi bantaran, tanaman dan pohon yang berada di lokasi. 

Selain itu, pemantauan kualitas air Fisika Kimia serta analisis mikroplastik yang bertujuan mengukur parameter air dengan parameter (Nitrat, Nitrit, PH, TDS, Suhu dan DO) dan juga mengidentifikasi mikroplastik dari sampel yang di ambil dari Sumber Ngasinan.

Selain itu, Aksi Brantas juga melakukan pemantauan brand audit sampah plastik bertujuan untuk mengetahui karakteristik sampah serta merek sampah yang mencemari Sumber Ngasinan. (ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar