kediriapik.com – Pada momentum Hari Pendidikan Nasional Ke-134, Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan akan meluncurkan Program Bimbingan dan Pelatihan (Binlat) Pendidikan Cinta Tanah Air Indonesia dengan metode Rasa Wawasan.
Soft opening program dan Tasyakkuran Hardiknas akan digelar di Situs Ndalem Pojok, Wates, Kabupaten Kediri digelar Senin, 1 Mei 2023, malam. Sementara dalam skala besar nasional dilangsungkan di makam Ki Hajar Dewantara di Umbulharjo, Yogyakarta pada Selasa, 2 Mei 2023, siang. Setelah itu, peluncuran akan dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah.
“Peluncuran progam ini ditandai dengan deklarasi dan pernyataan sikap bahwa organisasi kebangsaan yang memiliki cabang di sebagian besar provinsi di Indonesia ini siap memberikan pelayanan pendidikan cinta tanah air Indonesia secara sukarela di seluruh di wilayah Indonesia,” kata Sekjen DPP PCTA Indonesia Ismu Syamsuddin.
Menurut Ismu, PCTA Indonesia adalah organisasi non politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik. PCTA didirikan oleh tokoh lintas agama. “Kami hadir membawa cinta dan kedamaian untuk semuanya. Termasuk hawa politik 2024 akan dingin, damai kalau semuanya dipenuhi rasa cinta tanah air Indonesia, karena spirit cinta itu ajaib, saling mengasihi, saling menghargai meskipun beda pilihan,” tegasnya.
Bukan tanpa alasan kenapa soft opening harus di Kediri dan nasional di makam Ki Hajar Dewantara di Jogjakarta. “Mengapa harus Kediri dan Jogja, seperti ada isyarat alam “Yogja Kembali”. Kediri situs Ndalem Pojok Persada Sukarno adalah simbol Bapak Bangsa, sementara Jogja Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan. Jadi ini kita kembali bahwa pendidikan kebangsaan, pendidikan cinta tanah air yang sejati sangat amat dibutuhkan di era dunia yang sudah mengglobal ini,” ujar Lukito Sudiarto, Ketua Panitia Hardiknas di Kediri.
Sementara itu, Ketua Panitia Hardiknas Jogjakarta Sukirman menambahkan rangkaian acaranya tasyakkuran di Makam Ki Hajar Dewantara Jogja akan diisi dengan doa bersama lintas agama, santunan anak yatim dan launching program cinta tanah air.
“Kami juga mengundang perwakilan pejabat pemerintah, lembaga yang lain yang senafas juga pihak keluarga Ki Hajar Dewantara, Insya Alloh perwakilan lembaga Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, Kampung Pancasila, Rumah Kebangsaan dan Relawan Cinta Tanah Air Indonesia juga akan hadir. Dan pihak keluarga Ki Hajar Dewantara dari Taman Siswa juga hadir,” ujar Sukirman Ketua Panitia di Makam Ki Hajar Dewantara.
Lebih lanjut menyinggung soal peluncuran Program Binlat Pendidikan Cinta Tanah Air Indonesia Ketua Departeman Pendidikan PCTA Indonesia Kushartono menilai ini adalah hal baru yang amat dibutuhkan oleh bangsa dan negara saat ini.
“Ada sebuah ungkapan yang sangat popular di dunia yakni “Seandainya tidak ada cinta tanah air robohlah negara itu”. Mengapa saya katakan sangat popular, ungkapan sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tokoh besar yang mengungkapkan adalah Sayyidina Umar RA. Namun ungkapan ini lama terpendam dan baru muncul lagi setelah diungkapkan oleh sang Pemrakarsa Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia, Bapak Kyai Muchtar Mu’thi,” kata Kushartono.
Menurut dia, jika masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia ada di tangan generasi bangsa, sementara nasib generasi bangsa ditentukan oleh pendidikanya.
“Bisa dibayangkan bagaimana jika putra-putri kita sebagai generasi bangsa jiwanya tidak terisi dengan pendidikan cinta Tanah Air Indonesia. Maka tinggal menunggu bisa robohkan Negara Kesatuan Repblik Indonesia yang kita cintai ini,” tandas Kus.
Ia menambahkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022/2023 mencatat jumlah lembaga sekolah di Indonesia seluruhnya ada 399.376 unit sekolah mulai TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Namun dari semua lembaga itu belum ada yang mengajarkan mata pelajaran pendidikan cinta tanah air Indonesia.
“Sejauh yang kami ketahui belum ada. Memang ada pelajaran sejarah, pelajaran wawasan nusantara, wawasan kebangsaan, tapi belum ada pendidikan cinta tanah air. Sebab menurut kami wawasan dan cinta itu agak berbeda. Kalau wawasan ada di dalam pikiran tapi kalau cinta ada di hati. Di sinilah perbedannya. Untuk itu dua-duanya harus kita jalankan,” ujar Kushartono
Masih menurut Kushartono , metode rasa wawasan karsa adalah hal baru yang dapat melengkapi dunia pendidikan. Ini adalah hal baru dalam dunia pendidikan. Dulu sebenarnya sudah pada era Ki Hajar Dewantara dengan istikah trisakti tiga hal utama (sakti) yaitu cipta atau pikiran), rasa hati) dan karsa, kemauan.
“Makanya kita luncurkan tepat pada tasyakkuran hari lahir Ki Hajar Dewantara dan di makam beliau dengan harapan bisa bisa benar-benar bercahaya mewarnai Program Merdeka Belajar yang diusung pemerintah. Moho doa restu semoga sukses atas Ridho Alloh,” urai Kushartono, yang mendapatkan penghargaan Kapolri terkait pendidikan Pancasila dan cinta tanah air Indonesia ini.
Meski demikian, metode ini sudah cukup teruji dan berhasil sehingga organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia ini pernah mendapatkan penghargga Kapolri atas suksesya melaksanakan Binlat Karekter bangsa pendidikan Pancasila dan cinta tanah air Indonesia untuk Banoken Pra Bintara Polri. (*)
Komentar