Warung Setono Gurih, Ruang Kreasi di Tengah Keramaian Kota Kediri

Komentar

Warung Setono Gurih, sebelumnya home stay, kini disulap menjadi ‘gedung kesenian’.

kediriapik.com – Berada di tepian jalan sunyi meski letaknya di pusat keramaian Kota Kediri. Warung Setono Gurih beralamat Jalan Untung Suropati, sebuah jalur yang tak terlampau ramai. Padahal, lokasinya tak jauh dari Jalan Dhoho, urat nadi perekonomian Kota Kediri yang seakan tak pernah tidur. 

Dari luar, Warung Setono Gurih sekilas seperti restoran pada lazimnya. Namun, ketika memasuki lorong, pada areal belakang terdapat panggung besar, memanjang. Lalu, di samping ada panggung kecil, untuk pentas musik.

Warung Setono Gurih sebelumnya adalah home stay yang dimiliki oleh Vicentius Arya Hendrie Handoko. Setelah home stay-nya sepi karena terdampak pandemi Covid-19, dia menyulapnya menjadi ruang bagi kegiatan kesenian.

Semua tak lepas dari kesukaan Hendrie akan kesenian. Dia juga menjabat presidium Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Kediri yang membidangi Ritus Cagar Budaya. “Salah satu tugas DKD ini adalah agar budaya lokal tetap eksis dan dilestarikan,” ujarnya.

Sebagai bentuk pelestarian, Hendrie merangkul komunitas-komunitas agar menampilkan pertunjukan kesenian secara berkala di Warung Setono Gurih. Baru Desember 2022, belum genap enam bulan Warung Setono Gurih berdiri, namun aktivitas kesenian di sini seperti tak pernah berhenti menggeliat. Beragam aktivitas kesenian kerap digelar, hampir tiap pekan. Mulai dari teater, tari, ketoprak hingga pemutaran film. Bahkan, DKD baru menggelar acara kontes Band di sini sekaligus mocopat di Warung Setono Gurih.

“Kami sering menampilkan budaya Jawa. Seperti tempo hari sempat membikin event dengan penampilan Didik Nini Thowok, lalu wayang Mbah Gandrung.  Wayang mbah Gandrung ini menjadi contoh di mana sudah tidak ada yang nguri-nguri lagi sehingga menjadi pertunjukan seni yang langka,” kata Hendrie. 

Bahkan, dia juga sudah memprogramkan penampilan ketoprak Siswo Budoyo dan Krining Budoyo minimal setiap bulan. Sehingga, panggung Warung Setono Gurih selalu diisi oleh penampilan kesenian. Komunitas seni mendapatkan ruang untuk berekspresi.

Dia juga berharap anak-anak muda lebih mengenal kesenian tradisional.  Pengenalan kesenian terhadap generasi muda sangat penting. Jika generasi muda tak mengenal dan mendalami kesenian tradisional, pelestariannya bisa terputus.  Sebab, lanjut Hendrie, anak muda lebih senang dengan K-Pop yang dikenalnya di media sosial. “WSG bisa lebih fleksibel untuk mempertemukan anak muda dengan kesenian tradisional,” ujarnya.

Mudjiono EMJE, tokoh kesenian di Kota Kediri mengapresiasi keberadaan Warung Setono Gurih. “Saya bersyukur akhirnya Kota Kediri memiliki ‘gedung Kesenian’ yang saya pikir cukup memadai. Ada sound system dan lampu serta penataannya yang memadai. Gedung ini bukan milik pemerintah, tapi perorangan yang selama ini begitu perhatian terhadap perkembangan kehidupan kebudayaan di Kediri,” ujar pria yang akrab disapa Pak Nono ini. 

Teater Merah Putih yang diampu oleh Pak Nono telah mengawali pentas di tempat itu. Karena itu, dia berharap lokasi ini bisa dimanfaatkan oleh pegiat seni sehingga keberadaannya dapat menggerakkan aktivitas pelestarian kesenian di Kota Kediri.

Penulis : Danu Sukendro

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar