Realita dan Kesadaran Masyarakat dalam Sastra Wabah

Komentar

Sastra wabah atau karya sastra berkisah wabah telah lama di kenal di dunia. Di Eropa ketika era The Black Death terjadi di tahun 1348 mengantarkan bentuk baru penulisan medis melalui sastra yang menurut sejarawan medis Arturo Castiglioni menemukan bentuk pertamanya pada abad ke-15. Sastra wabah poluler di dunia barat saat krisis wabah tahun 1575 atau sering disebut dengan wabah San Carlo. Kala itu sastra wabah banyak ditulis di Italia dan ekslusif karena ditulis oleh dokter yang terlatih secara akademis.

Samuel K Cohn dalam bukunya Culture of Plague menyebutkan pada abad ke-14 dan 15, berkaca dari cerita-cerita yang disuguhkan dalam sastra wabah, di dunia medis kala itu digunakan untuk berkonsentrasi pada langkah-langkah pencegahan dan penanganan wabah berdasarkan teologi dan astrologi yang ditujukan menjelaskan sejarah manusia dan bencana. Upaya penulisan sastra dengan maksud itu diharapkan agar wabah tidak berulang lagi karena belajar dari sejarah wabah sebelumnya.

Karya sastra merupakan wujud dari dunia nyata yang digambarkan oleh penulis atau sastrawan melalui media tulisan, bisa berbentuk puisi, cerpen hingga novel. Plato dalam buku Sastra dan Ilmu Sastra yang ditulis A. Teeuw mengangap bahwa karya sastra merupakan bentuk mimesis atau meniru dan membayangkan hal-hal yang ada dalam kenyataan yang tampak dan  berdiri di bawah kenyataan itu sendiri dalam hirarki. Dalam konteks sastra wabah, sastra sebagai mimesis adalah karya sastra yang menggambarkan suatu masyarakat pada periode tertentu ketika menghadapi suatu wabah penyakit dan menyerang suatu masyarakat.

Dari penggambaran wabah penyakit di dalam karya sastra, didapati berbagai informasi mulai dari sikap manusia atau tokohnya dalam menghadapi wabah, hingga sebab dan akibat dari perilaku tokoh dalam sastra yang terkait kewabahan. Karya sastra menyajikan kehidupan yang sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia.

Wellek dan Warren dalam bukunya Teori Kesusastraan menyatakan bahwa Sastra mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi. Penyataan itu menempatkan karya sastra memiliki fungi-fungsi tertentu yang bisa digunakan untuk kebermanfaatan bagi pembaca atau manusia pada umumnya. Sehingga karya sastra yang menggambarkan suatu wabah memberikan kebermanfaatan dengan menampilkan berbagai informasi dan pengetahuan dari kenyataan kondisi peristiwa yang digambarkan oleh sastrawannya. Dari Informasi itulah pembaca diharapkan bisa menangkap pesan penulis yang juga besar kemungkinan terkait dengan sikap pencegahan hingga penanganan wabah.

Dari fungsi sastra yang menggambarkan wabah hingga penanganannya diharapkan karya sastra bisa mempengaruhi sikap dan perilaku pembacanya agar bisa diterapkan dalam kehidupannya. Mochtar Lubis dalam buku Mochtar Lubis Bicara Lurus menerangkan bahwa dalam sejarah terbukti sastra dapat mempengaruhi sikap, pikiran, dan menggerakkan manusia atau masyarakat untuk berbuat sesuatu. Dia mencontohkan buku-buku Charles Dickens di Inggris yang menguraikan dengan sangat mengharukan nasib buruh di masa industrialisasi di Inggris. Anak-anak bekerja, perempuan bekerja di pertambangan. Ini yang menimbulkan kesadaran masyarakat Inggris untuk memperbaiki nasib buruh di sana. Begitu pula dengan sastra yang menggambarkan wabah juga akan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk memperhatikan hidup sehat hingga pencegahan dan penanganannya.

Apa yang yang dihadirkan dalam karya sastra merupakan gambaran kehidupan. Karya sastra bisa menjadi cermin atas apa yang terjadi dalam masyarakat pada satu periode tertentu. Menurut Okky Madasari dalam bukunya menyatakan bahwa karya sastra tidak bisa dipisahkan dari realita sosial. Begitu pula dalam konteks sastra wabah, ketika masyarakat Indonesia kerap dilanda bencana wabah seperti pes, cacar, hingga flu spanyol di awal abad 20-an pun terdapat beberapa karya sastra yang menggambarkan kisah wabah tersebut.

Sastra Indonesia yang berkisah tentang wabah diantaranya adalah novel berjudul Sahabat Sedjati hasil terjemahan Ajip Rosidi dari naskah novel bocah berbahasa Sunda berjudul Djatining Sobat gubahan Samsoedi. Kisah Sahabat Sedjati berlatar tahun 1906 di pinggiran Bandung ini berkisah tentang wabah Kolera ketika melanda Kota Bandung. Saking ganasnya wabah ini, ratusan orang tewas. Setiap hari  di setiap desa berduyun-duyun orang mengubur mayat. Pemerintah Hindia Belanda pun mengeluarkan aturan darurat dengan melarang semua orang yang bepergian membawa buah-buahan atau sayur-sayuran mentah agar tidak terpapar virus.

Tidak hanya itu, kumpulan cerpen Iksaka Banu berjudul Teh dan Pengkhianatan juga salah satu cerpennya menceritakan wabah di Nusantara. Dalam cerpen berjudul Variola, Iksaka Banu menceritakan tentang cara pemerintah Hindia Belanda memerangi wabah cacar yang penyebarannya sangat cepat di nusantara. Karena cepatnya penyebaran di masyarakat, khususnya di Ambon, Ternate, dan Bali banyak yang meninggal dunia. Menanggapi wabah itu, pemerintah Hindia mengupayakan agar pemenuhan vaksin bagi penderita agar bisa segera ditemukan dan didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak. Hingga akhirnya vaksin itupun ditemukan dan masyarakat bisa melawan wabah cacar ini.

Karya sastra Indonesia berkisah wabah juga ditemukan dalam menceritakan wabah flu burung yang muncul pada awal tahun 2000-an. Salah satu karya sastra Indonesia yang mengisahkan wabah Flu Burung diantaranya adalah novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak. Dalam novel berkisah utama tentang kuliner ini pun dibumbui oleh kisah nyata konspirasi vaksin oleh pemerintah saat itu. Aruna tokoh utama yang berprofesi sebagai epidemiolog melakukan investigasi terkait wabah flu burung di masyarakat dan mendapati kenyataan konspirasi tersebut. Selain itu masih banyak lagi karya sastra yang mengisahkan tentang wabah. Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini bnyak karya sastra muncul, mulai yang diterbitkan di media daring, antologi buku, hingga yang ada di sosial media. (Moh. Fikri Zulfikar)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar