Hiii…..!!! ‘Pocong’ Anti Covid-19

Komentar

Ini kreatifitas warga Kediri. Ingin memutus rantai penyebaran Covid-19, warga me-lockdown kampung. Mereka juga memasang ‘pocong’ sebagai portal.

PEMANDANGAN seram di ujung jalan Melon, di Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Ada poster yang menempel pada portal besi melintang menutup jalan: “Ojo rono rene. De omah ae. Nek gak pengin numpak kene kereto Jowo.” Begitu isi poster yang menggantung di portal, artinya; Jangan ke sana ke mari. Di rumah saja. Kalau tidak ingin menaiki kereta Jawa (keranda).

Nah, di depan portal, replika pocong dan keranda mayat. Juga dilengkapi kembang tabur. Lilin serta payung mahkutho (payung untuk orang meninggal). Property untuk ke pemakaman. Menyeramkan!

“Ini sebagai pesan moral agar warga tidak sembrono dengan tidak mengindahkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah,” kata Sholikin, tokoh masyarakat setempat.

Praktis, kampung ter-lockdown sejak hari pertama Idul Fitri. Warga tidak bisa keluar. Warga luar desa juga tak bisa masuk areal kampung. Lockdown kampung ini bakal berakhir pada H plus tujuh lebaran, pada 31 Mei 2020.

“Ini kami lakukan sebagai antisipasi dan pencegahan wabah covid 19, agar warga desa tidak terpapar Corona,” ujar Sholikin.

Memang ada  warga yang protes lantaran anaknya ketakutan, karena ada property keranda dan ‘pocong’. ”Tapi setelah kita beri edukasi, akhirnya mereka bisa memahami,” tambah Feri, pemuda setempat.

Kreatifitas warga ini bisa dipahami sebagai social distancing. Terlebih, jumlah orang Covid-19 di Kabupaten Kediri terus meningkat. Data pada 25 Mei 2020, jumlah warga yang terkonfirmasi positif mencapai 81 warga dan  8 diantaranya meninggal dunia.

Mata rantai penularan harus diputus. Maka, patuhi protokol kesehatan. Agar tidak ‘dipocongi’ lantaran tertular Covid-19. (dan)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar