Mengaji bersama sudah menjadi tradisi keseharian di SD Plus Rahmat Kediri. Intensitasnya meningkat pada bulan Ramadan. Lantas bagaimana, ketika memasuki masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa belajar di rumah?
“…………
‘amma yatasaa-aluun..
‘anin naba-il ‘adziim..
alladzii humfiihi mukhtalifuun…..”
DISATUKAN aplikasi Google Duo di smartphone, sepuluh siswa kelas 6 A SD Plus Rahmat Kediri serempak membaca surat An Naba’, Selasa (12/05/2020), sore itu. Ngaji online ini didamping dua guru: Ustadz Suryana dan Ustadzah Istianah.
Melihat gerak bibir para siswa di grid-grid aplikasi video call saat mengaji memang tak sepenuhnya sama. Sepertinya kendala jaringan seluler.
Namun, tak mengurangi kekusyukan mereka mengikuti ngaji online.
“Ya, kendalanya sinyal. Kadang suaranya nggak kedengeran,” kata Azzaraina, salah satu siswa yang mengikuti ngaji online ini.
Kendati demikian, Azza sangat senang bisa mengaji bersama secara virtual dengan teman-temannya. Sebagai obat kangen mengaji bersama sebagaimana kesehariannya di SD Plus Rahmat.
Ngaji online ini bagian dari program SD Plus Rahmat Kediri selama Ramadan. “Selain sarana silaturahim ustadz/ustadzah dengan anak-anak, ngaji online ini bertujuan untuk menjaga bacaan alquran anak-anak selama belajar di rumah,” kata Ustadz Suryana, salah satu guru pendamping mengaji.
Dalam satu kelas, menurut Suryana, dibagi tiga kelompok. Satu kelompok terdiri dari sepuluh anak, didampingi oleh dua guru. Setelah doa pembuka, diawali dengan muroja’ah. Tiap anak membaca surat-surat yang dihafal. Kemudian membaca Alqur’an bersama-sama. Setelah itu, satu anak membaca, yang lain menyimak. “Kalau ada yang kurang pas langsung dibetulkan,” kata Suryana.
Ustadz Suryana berharap, anak-anak tetap semangat beribadah khususnya dalam menghafal Alquran, membaca Alquran dan muroja’ah bacaan Alquran. “Sehingga Ramadan kali ini meski di tengah pandemi Covid-19, kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tambahnya. (*)
Komentar