Ketika Orang Dewasa Main Mobil-Mobilan…

Komentar

Tak hanya digemari anak-anak. Mobil mainan juga disukai bapak-bapak. Puluhan bahkan ratusan miniatur mobil dikoleksi. Buat apa coba?

‘AREAL parkir’ membentang di atas meja. Puluhan mobil mainan dari berbagai jenis terparkir teratur, sesuai garis batas.

Beberapa areal masih kosong. Koko Haryono mengeluarkan miniatur mobil Hotwheeles dari tasnya. Memarkir mobilnya. Ragam jenis, dari mobil sport hingga klasik. Dari harga Rp15 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

“Ini favorit saya,” ujar Koko sembari menunjukkan mobil sedan Dodge berwarna hitam. Karakter di samping mobil, pria plontos bertubuh kekar. Penggemar film action bisa menebak siapa dia. “Karena saya suka film Fast and Furios, saya koleksi mobilnya Dominic Toretto,” tambah Koko.

Di rumah Antana Widi, di Perumahan Permata Hijau, Kelurahan Bence, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri inilah komunitas ini berkumpul pada Rabu (18/11/2020, siang. Komunitas ini berdiri sejak 2018, secara keseluruhan memiliki anggota 50 orang.

Pada kondisi biasa, komunitas ini bisa berkumpul intens, paling lama sebulan sekali. “Dulu, bahkan sempat seminggu sekali, kita ngumpul,” ujar Erwin Wijaya, anggota komunitas ini. Namun, setelah pandemi Covid-19, mereka sama sekali belum berkumpul. Baru pada akhir November 2020 lalu, mereka bersua lagi.

Apa aktifitas saat berkumpul? “Ghibah,” sahut Koko sembari tergelak. Bahan ‘ghibah’ ya tetap miniatur mobil. Dari sekadar sharing koleksi terbaru hingga diskusi custom untuk bongkar pasang mainan.

Bongkar dari sekadar ganti ban sampai modifikasi pintu agar bisa dibuka. “Kalau dari pabrikannya ‘kan nggak bisa dibuka. Ini dimodifikasi agar pintunya bisa dibuka,” ungkap Antana Widi.

Custom paling sering pengecatan ulang. “Ini bahan ngecat-nya sama dengan Toyota Alphard,” kata Antana sembari menunjukkan mobil sport hitam. Uniknya, ada juga mobil yang dipermak alias diperjelek agar terlihat lebih kuno. “Kepuasannya, kalau mirip dengan aslinya,” tambah Antana.

Custom miniatur mobil ini juga dijualbelikan. Harganya lebih mahal. Semakin mirip dengan aslinya, nilai jualnya terdongkrak. Hingga jutaan rupiah. Wow!

Komunitas ini juga tak bisa dilepaskan dari aktifitas fotografi ketika berkumpul. Dengan biorama, karakter, serta mobil favorit, foto-foto menjadi kegiatan menyenangkan, baik sekadar foto dengan handphone atau kamera mirrorless.

Seperti pada diorama bengkel, diperlihatkan aktifitas perbaikan mobil, dengan beberapa aksesoris. Seperti kompresor hingga dongkrak mini yang unik. Foto-foto ini mereka upload di media sosial.  Dan, kerap memancing decak kagum.

Erwin Wijaya yang usianya sudah menembus kepala empat masih suka mobil mainan yang identik dengan anak-anak. “Karena saya koleksi sejak kecil, mudah dibawa dan dimain-mainkan,” ujar pria 42 tahun ini.

Erwin  cenderung berburu mobil mainan yang langka. Utamanya, mobil yang sudah tak diproduksi oleh pabrik lagi. Misalnya, sedang mencari mobil Ferrari yang mulai langka, maka Erwin akan berselancar di internet, mencari informasi lelangan.

Sebuah kesenangan orang dewasa yang unik. Namun, itulah ekspresi yang bisa menghibur dan menyenangkan mereka. (ds)

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar