Sejak tahun 2018, di Situs nDalem Pojok, Wates, Kabupaten Kediri digelar Upacara Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 18 Agustus. Upacara yang unik, karena pertama kali digelar di Indonesia. Padahal, sehari sebelumnya, telah dihelat upacara Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
‘DIRGAHAYU Republik Indonesia’. Spanduk kalimat ini bertebaran tiap Agustus. Lazimnya, ‘Dirgahayu Republik Indonesia’ identik dengan 17 Agustus 1945. Namun, berbagai komunitas di Kediri justru memperingati kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia ini setiap 18 Agustus dengan penyelenggaraan upacara sebagai acara inti.
Upacara memperingati ‘Berdirinya NKRI’ digelar Situs nDalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri pada 18 Agustus 2018.
Upacara bersejarah ini dipimpin oleh Gunawan Wibisono, Ketua DPD Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia Jawa Timur. Diikuti berbagai komunitas di Kabupaten Kediri.
Dalam upacara tersebut, ada prosesi penyerahan akte kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pembina upacara ke pengelola Situs nDalem Pojok.
Akte kelahiran NKRI ini hasil ketikan keputusan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia perihal penetapan Undang-Undang Dasar 1945 serta Pengangkatan Sukarno – Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI tertanggal 18 Agustus 1945.
“NKRI berdiri ketika UUD 1945 serta Presiden dan Wakil Presiden RI ditetapkan pada 18 Agustus 1945, atau sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia,” kata Gunawan Wibisono.
Setelah upacara perdana ini, upacara peringatan Berdirinya NKRI di Situs nDalem Pojok rutin digelar pada tahun-tahun berikutnya.
‘Saya Cinta NKRI’
Hingga pada tahun 2022, upacara ke-5 yang digelar di Situs nDalem Pojok. Slogannya adalah ‘Saya Cinta NKRI’ yang melintang tepat di bawah pohon Kanthil menjadi background inspektur upacara Kushartono.
Sekitar 200 peserta mengikuti upacara. Tak hanya dari Kediri, juga ada dari Blitar, Jombang, Nganjuk bahkan ada sesepuh dari Cirebon dan Subang, Jawa Barat.
“Mereka datang karena panggilan jiwa, hati yang cinta kepada NKRI, karena kita sama-sama meyakini NKRI ini negara yang istimewa,” ujar Lukito Sudiarto, sekretaris Panitia.
Selain generasi tua, tampak juga barisan anak muda dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga setingkat mahasiswa.
Mereka ikut berperan memeriahkan tasyakuran ini. Ada yang tampil menari, teater, musik membacakan puisi, diskusi kebangsaan dan golongan tua dari tokoh lintas agama memberikan doa-doa untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dipampang akte lahir Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan akte lahir NKRI.
Dalih Pentingnya Upacara Berdirinya NKRI
Sudah 77 tahun NKRI ini berdiri, namun masih jarang yang mengetahui NKRI berdiri pada 18 Agustus 1945.
Kushartono, ketua Harian Situs nDalem Pojok menyampaikan dalih kenapa harus ada upacara berdirinya NKRI. Menurut Kus, upacara Berdirinya NKRI ini diharapkan bisa menjadi pengingat bagi kita semua yang selama ini seolah lupa pada nikmat besar Alloh atas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Agutus 1945.
“Sebagai bangsa dan negara Republik Indonesia yang percaya adanya Tuhan Yang Maha Kuasa kami meyakini dengan satu kunci bersyukur ini akan ada hikmah besar untuk bangsa dan NKRI,” kata Kus.
Selain itu, menurut dia, masih banyak anggota masyarakat Indonesia yang melakukan kesalahan dalam memahami arti bangsa dan bentuk negara. Padahal, Bangsa Indonesia yang dijajah dan berjuang melawan penjajahan selama 350 tahun dan Bangsa Indonesia juga yang menyatakan kemerdekaannya.
”Banyak masyarakat yang tidak paham kapan bangsa ini memproklamirkan memerdekaan dan kapan bangsa yang telah merdeka ini mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Kushartono menegaskan 17 Agustus Kemerdekaan Bangsa Indonesia sudah ditegaskan dalam proklamasi kemerdekaan yang menyatakan: ‘atas nama Bangsa Indonesia serta pembukaan UUD 1945 yang menyebut: ‘kemerdekaan ialah hak segala bangsa’ dan ‘maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya’.
Kushartono mengatakan, peringatan “17 Agustus 1945 sebagai Kemerdekaan Republik Indonesia” merupakan peringatan yang keliru karena tidak sesuai dengan fakta sejarah. Dan yang paling berbahaya adalah mengaburkan dua karunia Alloh Yang Maha Besar. Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Mereka tidak sadar, ada dua peristiwa besar, ada dua karunia besar dari Alloh, yakni Nikmat Kemerdekaan Bangsa 17 Agustus 1945 serta Nikmat Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Agustus 1945.
“Mereka mencampuradukkan makna kemerdekaan bangsa dan berdirinya negara dan dengan bangga melakukan kesalahan tersebut,” tambah ketua DPC PCTA Indonesia Kediri ini.
Karena itu, berbagai forum lintas komunitas mendesak pemerintah agar menghormati momentum bersejarah tersebut. “Kami berharap pemerintah mengeluarkan aturan yang mewajibkan upacara peringatan berdirinya Republik Indonesia tanggal 18 Agustus, sekaligus menetapkan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional,” kata Miftahul Asror, ketua Komunitas 1000Desa, salah komunitas yang mengikuti upacara memperingati berdirinya NKRI ini.
Terlepas dari proses pengakuan dari pemerintah atas momentum lahirnya NKRI ini, Situs nDalem Pojok menyatakan akan tetap menyelenggarakan dua kali upacara setiap tahunnya: upacara mensyukuri Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan upacara mensyukuri berdirinya NKRI pada 18 Agustus.
Penulis : Danu S
Komentar