‘Dongeng’ di Istana Jamur Ngancar

Komentar

Menikmati udara segar Gunung Kelud, sembari menyusuri rumah-rumah jamur yang hanya ada di komik.

BERTEBARAN replika jamur. Ragam ukurannya. Kecil dan besar. “Kak, ada rongganya,” ujar Azzaraina, seorang wisatawan lokal pada Firyaal, kakaknya sembari menunjuk ruang sempit di bangunan replika jamur.

Puas di areal deretan replika jamur, keduanya menaiki gardu pandang. Susunan tangga kayu yang menanjak. Sampai di atas, Firyaal membidikkan kameranya ke arah sang adik yang sudah ‘action’. Berfoto dengan background pagoda jamur. Spot foto dari ketinggian ini juga apik untuk foto dengan latar deretan replika jamur.

Istana jamur terletak di di desa Sugihwaras, kecamatan Ngancar, kabupaten Kediri ini. Di samping balai desa Sugihwaras, ada jalan ke utara, masuk sekitar 300 meter.

Berada di Istana Jamur tak ubahnya di negeri dongeng. Bangunan-bangunan seperti hanya ada di kartun. Tapi, berwujud nyata di lahan seluas 1,3 hektar.

Dari luar, bentuk bangunan tak ubahnya istana tempo dulu. Begitu masuk, bangunan-bangunannya bernuansa serba jamur. Juga terdapat miniatur istana yang dikeliling pagar di areal dalam. Serta pagoda jamur yang diapit dua bangunan replika labu. Inilah spot foto yang menjadi favorit pengunjung.

Tiap titik dihubungkan dengan lorong dari rangka besi yang dirangkai dengan tumbuhan merambat. Tampak asri. Juga asyik jadi latar foto.

Rangkaian areal yang artistik. Membuat, wisatawan betah lama tinggal di sana. Apalagi dengan harga tiket yang terjangkau, Rp10 ribu.

Pengelola juga menyediakan pakaian raja dan ratu. Sewa-nya hanya Rp 25 ribu per pakaian. Pengunjung bisa menyewa pakaian ini, kemudian menjadi raja/ratu sesaat dengan foto di areal istana dan berbagai spot lain.

Pengelola juga menyiapkan areal budidaya dan edukasi tanaman jamur yang dikembangkan menjadi wisata edukasi. Sehingga, pengunjung tak hanya memperoleh spot foto. Namun, juga memperoleh edukasi tentang budidaya jamur.

Antusiasme masyarakat cukup tinggi. Baru November buka, Istana Jamur sudah dikenal. Tingkat kunjungan lumayan. 100 pengunjung pada hari biasa, dan 600 pengunjung di akhir pekan. “Banyak juga yang dari luar kota,” ungkap Sarae Sagita, pengelola Wisata Istana Jamur.

Respon yang positif dari masyarakat membuat senang pengelola. Apalagi, kondisi pandemi, iklim pariwisata secara umum masih lesu. Di satu sisi, Pembangunan Istana Jamur ini juga belum sepenuhnya tuntas.
“Ini baru 30 persen,” tambah Sarae.

Masih banyak yang akan dikreasi. Di antaranya, outbond, kolam renang serta banyak daya tarik wisata yang bakal menjadi surprise. “Ini ide kreasi bapak,” ungkap Sarae. Sang ayah, Miftakhurrahman memang seorang seniman yang kerap mengkreasi tempat wisata.

Pembangunan, lanjut Sarae, masih bertahap. Karena kondisi masih pandemi Covid-19. Selain tempat khusus edukasi, pengelola juga mempersiapkan produksi olahan oleh-oleh jamur.

Bagaimana, tertarik ke Istana Jamur? Segera meluncur ke sana, sembari menikmati keunikan serta menghirup udaranya yang segar. (dan)

Informasi Istana Jamur
CP : 0813-2903-8556

Tim Kediriapik
Berikutnya

Terkait Posting

Komentar