Tak bisa dipungkiri. Pembelajaran online, kerap memantik rasa jenuh siswa. Karena itu, SD Katolik Frateran II Kota Kediri memberikan variasi. Guru, siswa dan orang tua menjadi dalang. Seperti apa?
FX Luhkita Heru Pratama menyiapkan sederet wayang warna-warni yang terbuat dari karton di meja. Ada berbagai tokoh Corona. Dari Corona-corona yang kecil hingga Ratu Corona. Semua tokoh itu bikinan Kepala SD Katolik Frateran II Kediri ini.
“Corona.. Corona please go away.. go away.. please go away..” Sembari menyanyi, Heru memainkan tiga wayang Corona. Satu kamera HP terpasang di atas tripod. Seorang guru merekam aktifitas Heru ketika mendalang di halaman SD Frateran II Kota Kediri.
Sesaat kemudian, terjadi percakapan. Antar tokoh Corona. Heru juga menyisipkan pesan tentang perilaku hidup sehat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Seperti social distancing dengan di rumah saja, mencuci tangan serta menggunakan masker.
Kreatifitas luar biasa yang ditunjukkan oleh SDK Frateran II Kota Kediri. “Media pembelajaran dengan metode visual wayang ini bagian dari variasi pembelajaran agar siswa tidak jenuh selama belajar di rumah,” kata Luhkita Heru.
Menurut Heru, anak selama ini mendengar tetang corona. Dia mengonsep wajah corona dengan rekaannya sendiri. Konsep serta video pembelajaran ini kemudian disebarkan ke semua siswa.
Sebagai umpan balik, siswa dan orang tua diberi tugas sama untuk membuat wayang corona. Menyusun cerita. Memperagakan wayang dalam sebuah cerita di rumah. Serta merekam videonya. Nah, video lakon wayang Corona ini dikirimkan ke guru melalui email.
Hal ini disambut antusias oleh siswa. Seperti pasangan Happy Kurniawan dan anaknya Mikael yang menjadi dalang dan memainkan lakon tentang manusia mengusir corona karena perilaku hidup sehat.
“Ini menggugah kreatifitas anak. Saya merasa senang dan terbantu karena anak muncul bakat dan minatnya. Dengan pengembangan kesenian tradisional juga menumbuhkan karakter anak untuk kesadaran dan kebanggaan, jika kita punya seni tradisi yang luhur,” kata Happy Kurniawan.
Terkait keterlibatan orang tua ini, menurut FX Luhkita Heru, merupakan upaya mengakrabkan siswa dan orang tua. Selain itu, siswa juga semakin dalam pemahamannya tentang perilaku bahaya Corona, setelah memainkan property wayang dan menyampaikan dialognya.
“Begitu property muncul ini akan membawa ruh mereka, oo watak Corona seperti ini, watak manusia seperti ini. Bagaimana menghadapi Corona, mereka akhirnya mengerti,” tambah Heru.
Nah, pemahaman dan kesadaran siswa untuk memutus mata rantai penyebaran Corona ini sangat penting sebelum new normal pendidikan diterapkan. (dan)
Komentar